Pasuruan: Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Pasuruan mendorong para orang tua siswa, dinas Pendidikan, dinas sosial hingga satgas perlindungan anak mengembalikan psikologis anak (siswa) pascaambruknya gedung SDN Gentong.
Wakil Ketua LPA Kota Pasuruan, Daniel Polosakan, mengatakan peran orang tua sangat penting untuk pengobatan trauma.
"Mental anak-anak down akibat kejadian kemarin. Jangankan anak-anak, ibu gurunya saja trauma. Mari kita dorong para orang tua untuk bisa mengembalikan kondisi psikis anak," kata Daniel saat dikonfirmasi, Rabu, 6 November 2019.
Daniel menjelaskan insiden runtuhnya bangunan kelas menjadi trauma tersendiri bagi siswa dan guru yang ada di kelas. Sebab atap bangunan di empat ruang kelas tiba-tiba ambruk saat kegiatan belajar mengajar.
"Kemarin, ada anak (siswa) yang hendak masuk kerumahnya sampai jam tujuh (malam), enggak mau masuk. Mereka sangat trauma sekali. Nah, itu siapa yang mau mengembalikan psikisnya, kalau bukan orang tua nya," jelas Daniel.
Daniel berharap dengan pulihnya rasa trauma para siswa, kegiatan belajar mengajar di SDN Gentong bisa kembali dikalukan dan bangunan sekolah bisa segera diperbaiki.
"Saat ini sudah diliburkan. Mungkin mereka akan kembali masuk hari Senin. Semoga mereka bisa kembali bersekolah dengan nyaman. Kita sudah pikirkan mengembalikan psikis anak. Tapi kita kembalikan dulu kepada ortu untuk mengembalikan trauma anaknya," pungkas Daniel.
Pasuruan: Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Pasuruan mendorong para orang tua siswa, dinas Pendidikan, dinas sosial hingga satgas perlindungan anak mengembalikan psikologis anak (siswa) pascaambruknya gedung SDN Gentong.
Wakil Ketua LPA Kota Pasuruan, Daniel Polosakan, mengatakan peran orang tua sangat penting untuk pengobatan trauma.
"Mental anak-anak down akibat kejadian kemarin. Jangankan anak-anak, ibu gurunya saja trauma. Mari kita dorong para orang tua untuk bisa mengembalikan kondisi psikis anak," kata Daniel saat dikonfirmasi, Rabu, 6 November 2019.
Daniel menjelaskan insiden runtuhnya bangunan kelas menjadi trauma tersendiri bagi siswa dan guru yang ada di kelas. Sebab atap bangunan di empat ruang kelas tiba-tiba ambruk saat kegiatan belajar mengajar.
"Kemarin, ada anak (siswa) yang hendak masuk kerumahnya sampai jam tujuh (malam), enggak mau masuk. Mereka sangat trauma sekali. Nah, itu siapa yang mau mengembalikan psikisnya, kalau bukan orang tua nya," jelas Daniel.
Daniel berharap dengan pulihnya rasa trauma para siswa, kegiatan belajar mengajar di SDN Gentong bisa kembali dikalukan dan bangunan sekolah bisa segera diperbaiki.
"Saat ini sudah diliburkan. Mungkin mereka akan kembali masuk hari Senin. Semoga mereka bisa kembali bersekolah dengan nyaman. Kita sudah pikirkan mengembalikan psikis anak. Tapi kita kembalikan dulu kepada ortu untuk mengembalikan trauma anaknya," pungkas Daniel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)