Ilustrasi salah satu ternak sapi di Pasar Hewan Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Medcom.id/ Ahmad Mustaqim
Ilustrasi salah satu ternak sapi di Pasar Hewan Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. Medcom.id/ Ahmad Mustaqim

Mobilitas Ternak di Lokasi Temuan Kasus Antraks di Gunungkidul Dibatasi

Ahmad Mustaqim • 05 Juli 2023 08:41
Yogyakarta: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), membatasi mobilitas ternak di Kecamatan Semanu. Langkah ini dilakukan untuk pencegahan penularan antraks di wilayah tersebut.
 
"Laporan yang masuk ke kami sudah lima ekor sapi mati positif antraks di Kecamatan Semanu," kata Kepala DPKH Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, saat dihubungi, Rabu, 5 Juli 2023. 
 
Baca: Wilayah Terjangkit Antraks di Gunungkidul Dilakukan Isolasi Terbatas

Penyakit yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis itu terus berulang terjadi di Kabupaten Gunungkidul. Pada Juni 2022, pemerintah setempat juga mencatat 15 ekor ternak mati terpapar antraks. 
 
Wibawanti menyatakan 5 kasus ternak mati itu merupakan laporan periode November 2022 hingga Juni 2023. Pentingnya pengawasan tersebut karena adanya satu warga meninggal positif antraks. Warga tersebut meninggal usai mengonsumsi sapi mati terpapar antraks. 

"Kami juga melakukan vaksinasi antraks untuk mencegah penularannya," jelasnya.
 
Sementara DPKH Kabupaten Gunungkidul juga menangani ternak-ternak yang terpapar antraks. Ternak-ternak tersebut diberikan pengobatan dan dijaga kebersihan lingkungannya. "Kami usahakan maksimal anthrax ini tidak sampai menyebar ke kapanewon (kecamatan) lain, sampai benar-benar zero kasus," ungkapnya.
 
Sebanyak 85 warga Desa Candirejo, Kecamatan Semanu terpapar antraks dari total tes kesehatan terhadap 125 orang. Kondisi itu terjadi setelah mereka mengonsumsi sapi mati yang sudah terpapar penyakit hewan tersebut. 
 
Dari puluhan kasus itu itu, satu di antaranya meninggal dunia. Warga meninggal dunia ini sempat empat hari dirawat di RSUP Dr Sardjito. Di sisi lain, otoritas setempat memantau intens perkembangan kesehatan puluhan orang itu karena alami gejala demam dan kulit melepuh. 
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan