Boyolali: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Jawa Tengah, telah menyiapkan antisipasi untuk menghadapi musim kekeringan 2023 yang diperkirakan terjadi bulan ini dan puncaknya sekitar September.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Widodo Munir, mengatakan Bupati Boyolali sudah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 360/1336/5.4/2023 tentang Antisipasi Bencana Kekeringan serta Kebakaran Hutan dan Lahan 2023.
Selain itu ada Surat Keputusan (SK) Bupati Boyolali yang menyebutkan musim kering diperkirakan mulai Juli hingga Oktober 2023.
"Oleh karena itu Pemkab Boyolali menyediakan anggaran sekitar Rp200 juta untuk penyediaan 1.000 tangki air bersih. Tahun sebelumnya, Pemkab Boyolali hanya melakukan droping air bersih ke masyarakat sekitar 200 tangki, karena tahun 2022 musim kemarau relatif basah," kata Widodo di Boyolali, Kamis, 8 Juni 2023.
Tahun ini diperkirakan kondisi cuaca lebih kering sehingga disiapkan anggaran untuk air bersih lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Sejauh ini, menurut dia, belum ada daerah di Boyolali mengajukan permintaan bantuan air bersih.
"Kami intinya sudah siap menghadapi musim kekeringan tahun ini, yang diperkirakan puncaknya pada September mendatang," jelasnya.
Berdasarkan pemetaan daerah rawan kekeringan di Boyolali antara lain di Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu Tamansaari, Musuk, dan Andong.
Selain itu BPBD Kabupaten Boyolali juga sudah menyiapkan kendaraan sebanyak empat tangki air bersih. Jika ada permintaan dari masyarakat, kata dia, pihaknya akan langsung mengirimkan air bersih ke lokasi tersebut.
Pihaknya mengimbau masyarakat tetap siaga menghadapi bencana kekeringan, antara lain dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan, terutama di Wonosegoro, Kemusu, dan Wonosamodro yang memiliki hutan. Selain itu masyarakat juga diminta menghemat air bersih.
"Selain itu masyarakat agar melakukan upaya-upaya mandiri untuk mencukupi kebutuhan air bersi, misalnya dengan membuat sumur sendiri. BPBD tahun ini melakukan penelitian sumber air melalui geolistrik dan sudah dilaksanakan di Kecamatan Wonosamodro dan Boyolali kota," ujar Widodo.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Boyolali: Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali,
Jawa Tengah, telah menyiapkan antisipasi untuk menghadapi
musim kekeringan 2023 yang diperkirakan terjadi bulan ini dan puncaknya sekitar September.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Widodo Munir, mengatakan Bupati Boyolali sudah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 360/1336/5.4/2023 tentang Antisipasi Bencana Kekeringan serta
Kebakaran Hutan dan Lahan 2023.
Selain itu ada Surat Keputusan (SK) Bupati Boyolali yang menyebutkan musim kering diperkirakan mulai Juli hingga Oktober 2023.
"Oleh karena itu Pemkab Boyolali menyediakan anggaran sekitar Rp200 juta untuk penyediaan 1.000 tangki air bersih. Tahun sebelumnya, Pemkab Boyolali hanya melakukan droping air bersih ke masyarakat sekitar 200 tangki, karena tahun 2022 musim kemarau relatif basah," kata Widodo di Boyolali, Kamis, 8 Juni 2023.
Tahun ini diperkirakan kondisi cuaca lebih kering sehingga disiapkan anggaran untuk air bersih lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Sejauh ini, menurut dia, belum ada daerah di Boyolali mengajukan permintaan bantuan air bersih.
"Kami intinya sudah siap menghadapi musim kekeringan tahun ini, yang diperkirakan puncaknya pada September mendatang," jelasnya.
Berdasarkan pemetaan daerah rawan kekeringan di Boyolali antara lain di Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, Wonosamodro, Kemusu Tamansaari, Musuk, dan Andong.
Selain itu BPBD Kabupaten Boyolali juga sudah menyiapkan kendaraan sebanyak empat tangki air bersih. Jika ada permintaan dari masyarakat, kata dia, pihaknya akan langsung mengirimkan air bersih ke lokasi tersebut.
Pihaknya mengimbau masyarakat tetap siaga menghadapi bencana kekeringan, antara lain dengan tidak membuang puntung rokok sembarangan, terutama di Wonosegoro, Kemusu, dan Wonosamodro yang memiliki hutan. Selain itu masyarakat juga diminta menghemat air bersih.
"Selain itu masyarakat agar melakukan upaya-upaya mandiri untuk mencukupi kebutuhan air bersi, misalnya dengan membuat sumur sendiri. BPBD tahun ini melakukan penelitian sumber air melalui geolistrik dan sudah dilaksanakan di Kecamatan Wonosamodro dan Boyolali kota," ujar Widodo.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)