medcom.id, Lebak: Petani di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, sejak sepekan terakhir ini panen padi lokal jenis `pare herang`. Padi ini memiliki masa panen empat sampai lima bulan.
"Kami hari ini panen padi seluas tiga petak sawah," kata Rohman, petani di Desa Cikarang, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Minggu 21 Mei 2017.
Hasil panen tidak dijual ke penampung, baik dalam bentuk gabah maupun beras. Kebanyakan produksi padi lokal di pedalaman Lebak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi anggota keluarga.
Sebab, petani mengembangkan padi lokal pada lahan-lahan persawahan yang tidak begitu luas dan berada pada dataran tinggi. Selain itu, varietas benih yang ditanam bukan padi unggul, seperti ciherang, infari, dan sidenok yang memiliki masa panen tiga bulan.
Lokasi Kecamatan Sobang berada di kaki hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Karena itulah, areal persawahan di Kecamatan Sobang tidak begitu luas.
"Kami panen padi lokal seluas tiga petak itu diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama setahun sehingga tidak perlu membeli beras," jelas Rohman.
Menurut Rohman, petani di wilayahnya secara turun temurun menanam padi lokal karena tahan terhadap serangan hama dan kualitas beras cukup bagus. Petani menanam padi dengan ketinggian di atas 500-700 meter dari permukaan karena lokasinya perbukitan dan pegunungan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan, pihaknya sangat terbantu produksi pangan melalui panen padi lokal karena menyumbangkan ketahanan pangan keluarga. Pemerintah daerah juga melestarikan pengembangan padi lokal sesuai dengan kultur budaya masyarakat setempat.
"Kami mendorong petani terus meningkatkan produksi padi guna memenuhi kebutuhan pangan juga peningkatan ekonomi keluarga," katanya.
medcom.id, Lebak: Petani di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, sejak sepekan terakhir ini panen padi lokal jenis `pare herang`. Padi ini memiliki masa panen empat sampai lima bulan.
"Kami hari ini panen padi seluas tiga petak sawah," kata Rohman, petani di Desa Cikarang, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Minggu 21 Mei 2017.
Hasil panen tidak dijual ke penampung, baik dalam bentuk gabah maupun beras. Kebanyakan produksi padi lokal di pedalaman Lebak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi anggota keluarga.
Sebab, petani mengembangkan padi lokal pada lahan-lahan persawahan yang tidak begitu luas dan berada pada dataran tinggi. Selain itu, varietas benih yang ditanam bukan padi unggul, seperti ciherang, infari, dan sidenok yang memiliki masa panen tiga bulan.
Lokasi Kecamatan Sobang berada di kaki hutan konservasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Karena itulah, areal persawahan di Kecamatan Sobang tidak begitu luas.
"Kami panen padi lokal seluas tiga petak itu diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga selama setahun sehingga tidak perlu membeli beras," jelas Rohman.
Menurut Rohman, petani di wilayahnya secara turun temurun menanam padi lokal karena tahan terhadap serangan hama dan kualitas beras cukup bagus. Petani menanam padi dengan ketinggian di atas 500-700 meter dari permukaan karena lokasinya perbukitan dan pegunungan.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna mengatakan, pihaknya sangat terbantu produksi pangan melalui panen padi lokal karena menyumbangkan ketahanan pangan keluarga. Pemerintah daerah juga melestarikan pengembangan padi lokal sesuai dengan kultur budaya masyarakat setempat.
"Kami mendorong petani terus meningkatkan produksi padi guna memenuhi kebutuhan pangan juga peningkatan ekonomi keluarga," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)