Yogyakarta: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan perbaikan sistem pengelolaan kesehatan global. Salah satu usulannya, yakni pembentukan Dana Perantara Keuangan, yang ditempatkan di Bank Dunia.
"WHO dan Bank Dunia memperkirakan bahwa 31 miliar dolar AS dibutuhkan setiap tahun untuk memperkuat keamanan kesehatan global. Dua pertiga dari itu bisa berasal dari sumber daya yang ada, tetapi itu menyisakan celah 10 miliar dolar AS per tahun," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pertemuan Menteri Kesehatan G20 di Yogyakarta, Senin, 20 Juni 2022.
Ia mengatakan tata kelola keuangan yang fleksibel dan gesit akan mampu menutup celah tersebut. WHO telah bekerja sama dengan Bank Dunia tentang seperti apa bentuk pengelolaan keuangan itu.
"Dan kami telah mendengarkan dengan cermat negara-negara G20 dalam proses ini," kata dia.
Baca: Filosofi Istana Air Taman Sari Yogya Jadi Manifestasi Sistem Kesehatan Global
Usulan WHO, pengelolaan keuangan akan diawasi oleh dewan yang membuat keputusan tentang alokasi dana, didukung oleh panel penasihat teknis. Baik dewan maupun panel penasihat teknis akan didukung oleh sekretariat bersama Bank Dunia-WHO, yang berbasis di kantor pusat Bank Dunia di Washington, dengan staf yang diperbantukan dari WHO.
"Bank akan memberikan kepemimpinan keuangan dan administrasi di Sekretariat, beroperasi sebagai wali untuk pengelolaan keuangan, memegang, mentransfer dana donor, dan menyediakan layanan administrasi," ucapnya.
Ia mengatakan WHO akan memberikan kepemimpinan teknis, mengoordinasi masukan untuk panel penasihat teknis, dan menyiapkan dokumentasi teknis, rekomendasi, serta laporan yang relevan untuk dewan. Selain itu, Bank Dunia maupun WHO akan bertindak sebagai entitas pelaksana, bersama dengan mitra kesehatan global lainnya dengan keahlian yang relevan, termasuk Global Fund, Gavi , FIND, CEPI, dan lainnya.
"Baik WHO maupun Bank Dunia akan menjadi anggota dewan pengatur (pengelolaan keuangan) yang tidak memiliki hak suara. Yang terpenting, tata kelola harus inklusif dengan struktur yang memungkinkan perwakilan semua negara. Dan itu juga harus koheren dengan bagian lain dari arsitektur global untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat kesehatan," ucapnya.
Yogyakarta: Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) merekomendasikan perbaikan sistem pengelolaan
kesehatan global. Salah satu usulannya, yakni pembentukan Dana Perantara Keuangan, yang ditempatkan di Bank Dunia.
"WHO dan Bank Dunia memperkirakan bahwa 31 miliar dolar AS dibutuhkan setiap tahun untuk memperkuat keamanan kesehatan global. Dua pertiga dari itu bisa berasal dari sumber daya yang ada, tetapi itu menyisakan celah 10 miliar dolar AS per tahun," kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam pertemuan Menteri Kesehatan G20 di Yogyakarta, Senin, 20 Juni 2022.
Ia mengatakan tata kelola keuangan yang fleksibel dan gesit akan mampu menutup celah tersebut. WHO telah bekerja sama dengan Bank Dunia tentang seperti apa bentuk pengelolaan keuangan itu.
"Dan kami telah mendengarkan dengan cermat negara-negara G20 dalam proses ini," kata dia.
Baca:
Filosofi Istana Air Taman Sari Yogya Jadi Manifestasi Sistem Kesehatan Global
Usulan WHO, pengelolaan keuangan akan diawasi oleh dewan yang membuat keputusan tentang alokasi dana, didukung oleh panel penasihat teknis. Baik dewan maupun panel penasihat teknis akan didukung oleh sekretariat bersama Bank Dunia-WHO, yang berbasis di kantor pusat Bank Dunia di Washington, dengan staf yang diperbantukan dari WHO.
"Bank akan memberikan kepemimpinan keuangan dan administrasi di Sekretariat, beroperasi sebagai wali untuk pengelolaan keuangan, memegang, mentransfer dana donor, dan menyediakan layanan administrasi," ucapnya.
Ia mengatakan WHO akan memberikan kepemimpinan teknis, mengoordinasi masukan untuk panel penasihat teknis, dan menyiapkan dokumentasi teknis, rekomendasi, serta laporan yang relevan untuk dewan. Selain itu, Bank Dunia maupun WHO akan bertindak sebagai entitas pelaksana, bersama dengan mitra kesehatan global lainnya dengan keahlian yang relevan, termasuk Global Fund, Gavi , FIND, CEPI, dan lainnya.
"Baik WHO maupun Bank Dunia akan menjadi anggota dewan pengatur (pengelolaan keuangan) yang tidak memiliki hak suara. Yang terpenting, tata kelola harus inklusif dengan struktur yang memungkinkan perwakilan semua negara. Dan itu juga harus koheren dengan bagian lain dari arsitektur global untuk kesiapsiagaan dan tanggap darurat kesehatan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(NUR)