Sebanyak 120 kerbau aka disembelih pada tradisi
Sebanyak 120 kerbau aka disembelih pada tradisi

Tradisi Bantai Adat Ritual Penyembelihan Ratusan Kerbau Sambut Ramadan di Jambi

Antara • 30 Maret 2022 06:00
Jambi: Sebanyak 120 ekor kerbau dewasa siap disembelih pada tradisi 'Bantai Adat' yang digelar menjelang Ramadan 1443 Hijriah di Rantau Rasau, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi.
 
"Tahun ini tradisi 'Bantai Adat' menyembelih ratusan kerbau, tepatnya 120 ekor kerbau. Penyembelihan dilakukan pada Rabu, 30 Maret dini hari secara serentak," kata Gubernur Jambi H Al Haris di Kampung Baru, Desa Rantau Rasau, Kecamatan Tabir, Kabupaten Merangin, Selasa, 29 Maret 2022.
 
Tradisi Bantai Adat tersebut mendapat sambutan luar biasa dari warga Tabir dan Merangin pada umumnya yang tumplek mendatangi lokasi Bantai Adat.

Mereka berdatangan dengan menggunakan berbagai kendaraan. Ciri khasnya, para wanita yang hadir hampir semuanya mengenakan sarung kain batik yang merupakan pakaian wajib ke lokasi bantai adat.
 
Ratusan tiang untuk tambatan kerbau dibuat kokoh, dilengkapi dengan meja untuk penjualan daging kerbau untuk esok dini hari. Suasana di lokasi Bantai Adat yang di areal kebun sawit di tanah adat itu berlangsung cukup ramai, meski penyembelihan baru akan dilakukan dini hari.
 
"Semua kerbau disiapkan, dan disembelih secara serempak mulai pukul 04.00 WIB dinihari nanti. Dagingnya kemudian dijual dengan harga lebih murah untuk masyarakat. Tahun ini harga daging Rp150 ribu per kilogram," kata Awi salah seorang pemilik kerbau.
 
Baca: Perang Ketupat Tradisi Unik Masyarakat Bangka Barat Sambut Ramadan
 
Sementara itu Jalit, 68, yang biasa bertugas sebagai petugas penyembelih menyatakan sudah siap melakukan penyembelihan dengan golok andalannya.
 
"Saya sudah siap, biasanya saya sembelih lima sampai tujuh ekor. Yang lain juga bertugas menyembelih. Satu kerbau ditangani lima hingga enam orang," kata Jalit.
 
Gubernur Jambi Al Haris selain memastikan kerbau yang akan disembelih sehat dan memenuhi persyaratan untuk penyembelihan.
 
"Semuanya sudah dicek oleh dokter hewan, sudah diberi tanda label kalung merah tanda memenuhi syarat disembelih. Dalam kegiatan ini kerbau bunting tidak disembelih, biarkan ia beranak," katanya.
 
Tradisi Bantai Adat dimeriahkan dengan berbagai kegiatan keagamaan dan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI). Ke depannya akan menjadi ajang resmi nasional.
 
"Di sini ada simbol budaya dan kegiatan agama yang disatukan," kata Al Haris.
 
Budayanya tidak hanya membantai ratusan kerbau, tapi juga ada memanggang 1.000 batang lemang, pertandingan 'silek' dan kegiatan lainnya di Rumah Tuo Rantau Panjang.
 
Sebelumnya juga digelar agenda keagamaan pawai taaruf anak-anak dan khataman Al-Qur'an secara massal yang mengelilingi Pasar Rantau Panjang.
 
Bupati Merangin H Mashuri menambahkan, peninggalan leluhur seperti Budaya Bantai Adat Rantau Panjang Tabir tersebut, wajib dilestarikan. Penyelenggaraannya dari tahun ke tahun harus terus meningkat.
 
"Generasi muda milenial kita wajib terus kita libatkan, sehingga mereka jadi tahun dan kenal dengan budayanya sendiri. Jika generasi muda milenial kita paham dan tahun Budaya Bantai Adat ini, Insya Allah akan terus lestari," kata Bupati.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan