Lumajang: Warga di kawasan Umbulan, Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terpaksa gigit jari. Pasalnya, ladang pertanian milik mereka hancur diterjang banjir lahar akibat erupsi Gunung Semeru, Sabtu, 4 Desember 2021.
Puluhan hektare sawah dan ladang milik warga hancur tak tersisa akibat peristiwa itu. Warga terpaksa merugi hingga ratusan juta, lantaran gagal panen.
Ketua RW04 Dusun Sumbersari, Khosinidin, mengatakan, mayoritas warganya merupakan petani. Mereka menanam padi, kubis, tomat, tebu, cabai besar, dan sebagainya.
"Kira-kira lebih dari 25 hektare lahan habis. Yang paling banyak cabai. Padahal cabai itu siap panen," katanya, kepada Medcom.id, Selasa, 7 Desember 2021.
Awalnya, lahan pertanian milik warga tersebut berlokasi di dekat sungai kecil. Namun, saat erupsi Gunung Semeru terjadi, sungai tersebut memuat lahar hingga merusak lahan pertanian di sekitarnya.
Baca juga: Sekeluarga Keracunan, 1 Balita Tewas
Peristiwa serupa sebelumnya terjadi pada erupsi 2020. Namun, dampak yang ditimbulkan jauh lebih parah pada erupsi tahun ini.
"Kerugiannya sekarang ratusan juta, bukan puluhan juta. Waktu 2020 rusak sedikit saja, sekitar 5 hektare. Tahun ini semua habis, gosong semua," keluhnya.
Khosinidin mengaku, warganya merugi ratusan juta lantaran harga cabai merah saat ini mencapai Rp30 ribu per kilogramnya. Namun, akibat peristiwa ini, tidak ada sedikitpun cabai yang bisa diselamatkan.
Kini, warga berharap mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Sebab, sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama mereka.
"Belum ada bantuan pemerintah. Dulu 2020 itu tidak ada ganti rugi, sepeser pun tidak ada. Benih pun juga. Kalau data banyak dari kantor desa, tetapi tidak ada yang merespons sama sekali dari pemerintah," ungkap dia.
Lumajang:
Warga di kawasan Umbulan, Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terpaksa gigit jari. Pasalnya, ladang pertanian milik mereka hancur diterjang banjir lahar akibat erupsi Gunung Semeru, Sabtu, 4 Desember 2021.
Puluhan hektare sawah dan ladang milik warga hancur tak tersisa akibat peristiwa itu. Warga terpaksa merugi hingga ratusan juta, lantaran gagal panen.
Ketua RW04 Dusun Sumbersari, Khosinidin, mengatakan, mayoritas warganya merupakan petani. Mereka menanam padi, kubis, tomat, tebu, cabai besar, dan sebagainya.
"Kira-kira lebih dari 25 hektare lahan habis. Yang paling banyak cabai. Padahal cabai itu siap panen," katanya, kepada Medcom.id, Selasa, 7 Desember 2021.
Awalnya, lahan pertanian milik warga tersebut berlokasi di dekat sungai kecil. Namun, saat erupsi Gunung Semeru terjadi, sungai tersebut memuat lahar hingga merusak lahan pertanian di sekitarnya.
Baca juga:
Sekeluarga Keracunan, 1 Balita Tewas
Peristiwa serupa sebelumnya terjadi pada erupsi 2020. Namun, dampak yang ditimbulkan jauh lebih parah pada erupsi tahun ini.
"Kerugiannya sekarang ratusan juta, bukan puluhan juta. Waktu 2020 rusak sedikit saja, sekitar 5 hektare. Tahun ini semua habis, gosong semua," keluhnya.
Khosinidin mengaku, warganya merugi ratusan juta lantaran harga cabai merah saat ini mencapai Rp30 ribu per kilogramnya. Namun, akibat peristiwa ini, tidak ada sedikitpun cabai yang bisa diselamatkan.
Kini, warga berharap mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. Sebab, sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama mereka.
"Belum ada bantuan pemerintah. Dulu 2020 itu tidak ada ganti rugi, sepeser pun tidak ada. Benih pun juga. Kalau data banyak dari kantor desa, tetapi tidak ada yang merespons sama sekali dari pemerintah," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)