Bandung: Kekerasan dalam lingkungan keluarga selama masa pandemi covid-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, mengalami peningkatan. Hingga September 2021, angkanya mencapai 100 kasus dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 84 kasus.
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Rita Verita, angka tersebut muncul berdasarkan hasil pelaporan. Namun tidak menutup kemungkinan masih banyak kasus kekerasan di lingkungan keluarga yang tidak dilaporkan.
"Jadi selama pandemi memang kekerasan yang naik itu adalah kekerasan terhadap anak," kata Rita di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Rabu, 13 Oktober 2021.
Rita mengungkapkan, kekerasan terhadap anak mayoritas berjenis kekerasan psikis dan dominasi pelaku adalah orang di luar keluarga. Pandemi covid-19, lanjutnya, menjadi salah satu penyebab karena tingkat stres atau kejenuhan.
Baca juga: Kota Bogor Nihil Kasus Baru Covid-19
"Pelakunya variatif, tapi mayoritas ini memang yang ada di sekitar, jadi lebih seperti bully (perundungan), bukan fisik atau seks," cetus Rita.
Dari data DP3A kekerasan terhadap anak menjadi kasus dengan peringkat paling tinggi di Kota Bandung. Diikuti kekerasan terhadap istri oleh pasangannya.
"Jadi kekerasan anak itu paling tinggi, kedua itu terhadap istri, lalu ke tiga kekerasan terhadap perempuan," ujarnya.
Rita memastikan pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang mengalami tindak kekerasan. Adanya kader DP3A dan Pusat Pelayanan dan Pemberdayaan Perempuan (Puspel PP) di kewilayahan berdampak pada lebih cepatnya penangan bagi mereka yang mengalami kekerasan.
"Kami lakukan pendampingan konseling, alhamdulilah kasus yang datang ke kami terselesaikan dengan baik," jelas Rita.
Bandung: Kekerasan dalam lingkungan keluarga selama
masa pandemi covid-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, mengalami peningkatan. Hingga September 2021, angkanya mencapai 100 kasus dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 84 kasus.
Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Rita Verita, angka tersebut muncul berdasarkan hasil pelaporan. Namun tidak menutup kemungkinan masih banyak kasus kekerasan di lingkungan keluarga yang tidak dilaporkan.
"Jadi selama pandemi memang kekerasan yang naik itu adalah kekerasan terhadap anak," kata Rita di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Rabu, 13 Oktober 2021.
Rita mengungkapkan, kekerasan terhadap anak mayoritas berjenis kekerasan psikis dan dominasi pelaku adalah orang di luar keluarga. Pandemi covid-19, lanjutnya, menjadi salah satu penyebab karena tingkat stres atau kejenuhan.
Baca juga:
Kota Bogor Nihil Kasus Baru Covid-19
"Pelakunya variatif, tapi mayoritas ini memang yang ada di sekitar, jadi lebih seperti
bully (perundungan), bukan fisik atau seks," cetus Rita.
Dari data DP3A kekerasan terhadap anak menjadi kasus dengan peringkat paling tinggi di Kota Bandung. Diikuti kekerasan terhadap istri oleh pasangannya.
"Jadi kekerasan anak itu paling tinggi, kedua itu terhadap istri, lalu ke tiga kekerasan terhadap perempuan," ujarnya.
Rita memastikan pihaknya telah melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang mengalami tindak kekerasan. Adanya kader DP3A dan Pusat Pelayanan dan Pemberdayaan Perempuan (Puspel PP) di kewilayahan berdampak pada lebih cepatnya penangan bagi mereka yang mengalami kekerasan.
"Kami lakukan pendampingan konseling, alhamdulilah kasus yang datang ke kami terselesaikan dengan baik," jelas Rita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)