Warga berjalan di dekat spanduk penolakan mengikuti tes diagnostik cepat (Rapid Test) COVID-19 di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (8/6/2020). Penolakan warga untuk mengikuti Rapid Test secara massal yang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Makassar ters
Warga berjalan di dekat spanduk penolakan mengikuti tes diagnostik cepat (Rapid Test) COVID-19 di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (8/6/2020). Penolakan warga untuk mengikuti Rapid Test secara massal yang terjadi di sejumlah wilayah di Kota Makassar ters

Polda Sulsel Buru Penyebar Hoaks Tolak Rapid Test

Muhammad Syawaluddin • 08 Juni 2020 19:13
Makassar: Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan melakukan penyelidikan terhadap otak dibalik marak penolakan rapid test di sejumlah daerah di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 
 
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Mas Guntur Laupe, mengatakan bahwa pihaknya telah memerintahkan personel dari Reserse Kriminal (Reskrim) dan intelijen untuk mencari tahu siapa orang dibalik penyebaran berita bohong sehingga memicu penolakan masyarakat terhadap rapid test. 
 
"Sementara kita selidiki, kami berharap banyak informasi masuk ke kita, sehingga itu data awal kita mengusut kasusnya nanti," kata Mas Guntur, di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin 8 Juni 2020.

Baca: Pelemparan Granat di Rumah Anggota DPRK Aceh Barat Diselidiki
 
Guntur menegaskan pihaknya akan memproses hukum siapapun yang terlibat dalam penyebaran berita bohong sehingga masyarakat terprovokasi untuk melakukan tindakan penolakan terhadap pemeriksaan rapid test dan pengambilan jenazah keluarganya saat berada di rumah sakit saat PDP. 
 
"Personel juga kita sudah turunkan ke lapangan untuk itu," tegasnya. 
 
Ia pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak menghiraukan isu-isu atau kabar yang beredar terkait rapid tes dan penanganan virus korona baik di Puskesmas maupun di rumah sakit. 
 
Karena apa yang tim gugus penanganan covid-19 di Sulsel lakukan terkait penanganan ini, untuk kemaslahatan bersama. Khususnya, rapid tes sebagai upaya menolong masyarakat untuk mengetahui kondisinya sejauh mana saat ini. 
 
"Jangan khawatir, isu yang dari orang tidak bertanggung jawab sudahlah jangan dihiraukan," ujarnya. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan