Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, terus berupaya mengedukasi dan menyosialisasikan agar warga mengurangi produksi dan pengelolaan sampah. Hal itu seiring dengan aturan baru di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang tidak akan menerima sampah organik.
Sekertaris Daerah Kota Bandung selaku Ketua Harian Satgas Penanganan Darurat Sampah, Ema Sumarna, mengatakan, komitmen pengurangan dan pengelolaan sampah mandiri telah hadir di berbagai lapisan warga.
"Saya sudah melihat pergerakan walaupun belum masif namun pergerakan sudah ada. RT dan RW komitmennya sudah kelihatan, seluruh stakeholder di kewilayahan kelurahan, kecamatan juga cukup bagus. Apalagi TPA Sarimukti kalau sudah beroperasi kembali pascakebakaran, sampah oragnik tidak bisa dibuang kesana," kata Ema di Balai Kota Bandung, Jumat 13 Oktober 2023.
Saat ini jumlah Kawasan Bebas Sampah, lanjut Ema, terus bertambah menjadi 272 titik. Ini akan terus diupayakan bertambah dengan berbagai program dan pendampingan yang dilakukan Pemkot Bandung.
"Mudah-mudahan bisa terukur ada volume sampah yang berkurang. Dan sampah juga hadir menghadirkan potensi ekonomi," katanya.
Ema mengaku terus melakukan pemantauan perkembangan penanganan sampah di kewilayahan. Para camat dan lurah harus mampu menggerakkan seluruh stakeholder di kewilayahan untuk bersama menghadirkan kawasan bebas sampah yang baru.
Ia mengaku telah berkeliling ke 7 Kecamatan yakni Cicendo, Andir, Astanaanyar, Batununggal, Lengkong Cibeunying Kidul, dan Cibeunying Kaler untuk melakukan monitoring penanganan sampah di masa darurat sampah.
"Saya terus bergerak memantau progres penanganan di kewilayahan bagaimana camat dan lurah menggerakkan stakeholder yang ada di sana ada LKK, LPM, RW RT Karang Taruna PKK semua harus bahu membahu," sahut Ema.
Dia juga mengapresiasi seluruh OPD di Kota Bandung yang telah menghadirkan perilaku pengurangan sampah di lingkungan perkantoran pemerintah.
"Termasuk saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran OPD untuk menghadirkan perilaku yang sama kita terus berkomitmen bahwa kita ingin menghadirkan peradaban terbarukan bahwa sampah selesai di diri kita tidak lagi dibuang ke TPS dan TPA," ungkapnya.
Penanganan sampah mandiri pun telah dilakukan di beberapa hotel, pusat perbelanjaan, hotel, sekolah dan lingkungan rumah sakit. Ema mengaku optimistis dengan komitmen dan konsistensi serta adanya kesadaran komunal dapat menghadirkan Kota Bandung sebagai Zero Waste City (Kota Bebas Sampah).
"Kita sama sama mencintai kota ini dengan menghadirkan kota bebas sampah dan itu bukan berat jika muncul kesadaran komunal, jangan sampai kendor. Sehingga sedikit demi sedikit persoalan kota ini bisa kita selesaikan," jelasnya.
Bandung: Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat, terus berupaya mengedukasi dan menyosialisasikan agar
warga mengurangi produksi dan pengelolaan sampah. Hal itu seiring dengan aturan baru di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti yang tidak akan menerima sampah organik.
Sekertaris Daerah Kota Bandung selaku Ketua Harian Satgas Penanganan Darurat Sampah, Ema Sumarna, mengatakan, komitmen pengurangan dan pengelolaan sampah mandiri telah hadir di berbagai lapisan warga.
"Saya sudah melihat pergerakan walaupun belum masif namun pergerakan sudah ada. RT dan RW komitmennya sudah kelihatan, seluruh stakeholder di kewilayahan kelurahan, kecamatan juga cukup bagus. Apalagi TPA Sarimukti kalau sudah beroperasi kembali pascakebakaran, sampah oragnik tidak bisa dibuang kesana," kata Ema di Balai Kota Bandung, Jumat 13 Oktober 2023.
Saat ini jumlah Kawasan Bebas Sampah, lanjut Ema, terus bertambah menjadi 272 titik. Ini akan terus diupayakan bertambah dengan berbagai program dan pendampingan yang dilakukan Pemkot Bandung.
"Mudah-mudahan bisa terukur ada volume sampah yang berkurang. Dan sampah juga hadir menghadirkan potensi ekonomi," katanya.
Ema mengaku terus melakukan pemantauan perkembangan penanganan sampah di kewilayahan. Para camat dan lurah harus mampu menggerakkan seluruh stakeholder di kewilayahan untuk bersama menghadirkan kawasan bebas sampah yang baru.
Ia mengaku telah berkeliling ke 7 Kecamatan yakni Cicendo, Andir, Astanaanyar, Batununggal, Lengkong Cibeunying Kidul, dan Cibeunying Kaler untuk melakukan monitoring penanganan sampah di masa darurat sampah.
"Saya terus bergerak memantau progres penanganan di kewilayahan bagaimana camat dan lurah menggerakkan stakeholder yang ada di sana ada LKK, LPM, RW RT Karang Taruna PKK semua harus bahu membahu," sahut Ema.
Dia juga mengapresiasi
seluruh OPD di Kota Bandung yang telah menghadirkan perilaku pengurangan sampah di lingkungan perkantoran pemerintah.
"Termasuk saya ucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran OPD untuk menghadirkan perilaku yang sama kita terus berkomitmen bahwa kita ingin menghadirkan peradaban terbarukan bahwa sampah selesai di diri kita tidak lagi dibuang ke TPS dan TPA," ungkapnya.
Penanganan sampah mandiri pun telah dilakukan di beberapa hotel, pusat perbelanjaan, hotel, sekolah dan lingkungan rumah sakit. Ema mengaku optimistis dengan komitmen dan konsistensi serta adanya kesadaran komunal dapat menghadirkan Kota Bandung sebagai Zero Waste City (Kota Bebas Sampah).
"Kita sama sama mencintai kota ini dengan menghadirkan kota bebas sampah dan itu bukan berat jika muncul kesadaran komunal, jangan sampai kendor. Sehingga sedikit demi sedikit persoalan kota ini bisa kita selesaikan," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)