Tangerang: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Dini Anggraeni, mengatakan tidak ada lonjakan kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat buruknya polusi udara saat ini. Pola kasus ISPA di Kota Tangerang masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Secara pola terpantau Dinas Kesehatan saat ini di Kota Tangerang masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Memang ada kenaikan, tapi masih diambang normal, dan tidak menjadi angka tertinggi dibanding surveilans lima tahun terakhir," ujarnya, Rabu, 16 Agustus 2023.
Dini menjelaskan tidak ada kenaikan signifikan pada kasus ISPA sejak April hingga Juli 2023. Kasus ISPA polanya sama dari tahun ke tahun, akan mulai meningkat pada September dan puncaknya di Oktober sampai November.
"Kasusnya akan kembali turun sesudah Maret. Ini sesuai dengan pancaroba atau perubahan iklim, terutama saat musim penghujan," kata dia.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kesehatan dan mengantisipasi buruknya udara saat ini. Misalnya dengan memakai masker saat berada di luar ruangan.
Udara yang memburuk salah satu faktor pencetusnya karena sedang memasuki musim kemarau. Kualitas udara di musim kemarau khususnya dari Juli, Agustus, hingga September cenderung memburuk dan ini terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
Tangerang: Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang, Dini Anggraeni, mengatakan tidak ada lonjakan kasus penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) akibat buruknya
polusi udara saat ini. Pola kasus ISPA di Kota Tangerang masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Secara pola terpantau Dinas Kesehatan saat ini di Kota Tangerang masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Memang ada kenaikan, tapi masih diambang normal, dan tidak menjadi angka tertinggi dibanding surveilans lima tahun terakhir," ujarnya, Rabu, 16 Agustus 2023.
Dini menjelaskan tidak ada kenaikan signifikan pada kasus ISPA sejak April hingga Juli 2023. Kasus ISPA polanya sama dari tahun ke tahun, akan mulai meningkat pada September dan puncaknya di Oktober sampai November.
"Kasusnya akan kembali turun sesudah Maret. Ini sesuai dengan pancaroba atau perubahan iklim, terutama saat musim penghujan," kata dia.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk selalu menjaga kesehatan dan mengantisipasi buruknya udara saat ini. Misalnya dengan memakai masker saat berada di luar ruangan.
Udara yang memburuk salah satu faktor pencetusnya karena sedang memasuki musim kemarau. Kualitas udara di musim kemarau khususnya dari Juli, Agustus, hingga September cenderung memburuk dan ini terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
