Trenggalek: Teknik ecoprint atau cetak motif pada kain kini mulai dilirik banyak perajin di Trenggalek, Jawa Timur. Salah satunya perajin batik.
Teknik ini dapat menghasilkan aneka motif dan warna unik sehingga memberi peluang bisnis yang menguntungkan. Misalnya Anik Mintorowati, perajin batik ecoprint di Desa Buluagung, Trenggalek, Jawa Timur.
Dia mulai menekuni bisnis batik ecoprint sejak 2019. Kini batik buatan Anita telah dipesan klien dari berbagai daerah.
Anita mengatakan pembuatan batik ecoprint tidak sulit. Namun, produksi batik ecoprint membutuhkan ketelatenan yang ekstra.
Cara pembuatan batik ecoprint
Bahan-bahan yang dibutuhkan hanya kain, aneka dedaunan, dan beberapa bahan rendaman. Sebelum proses ecoprint dimulai, kain terlebih dahulu di rendam dengan tawas dan cuka agar dapat menyerap bahan alam secara maksimal.
Selanjutnya, kain dibentangkan untuk membentuk motif dengan menata aneka daun sesuai selera. Setelah itu, kain utama ditutup dengan kain transfer yang telah dibasahi pewarna alam untuk memberikan warna dasar.
Cetakan eco print yang telah siap selanjutnya digulung dan dikukus selama 2 jam. “Setelah dibuka gulungannya itu segera di-steam, itu kita adakan istilah (namanya) oksidasi. Maksudnya kain itu diangin-anginkan biar nempel motifnya itu bisa kuat,” terang Anita dalam tayangan Newsline di Metro TV, Rabu, 3 Agustus 2022.
Ia mengatakan proses oksidasi memerlukan waktu 7 hari. Langkah terakhir setelah oksidasi yaitu fiksasi, penguncian warna pada kain.
Kain ecoprint dijual dengan kisaran harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung jenis kain dan tingkat kerumitannya. Kain juga dapat dikreasikan menjadi aneka ragam barang, seperti kaos, topi, hingga tas. (Vania Augustine Dilia)
Trenggalek: Teknik ecoprint atau cetak motif pada kain kini mulai dilirik banyak perajin di Trenggalek, Jawa Timur. Salah satunya perajin batik.
Teknik ini dapat menghasilkan aneka motif dan warna unik sehingga memberi peluang bisnis yang menguntungkan. Misalnya Anik Mintorowati, perajin batik ecoprint di Desa Buluagung, Trenggalek, Jawa Timur.
Dia mulai menekuni bisnis batik ecoprint sejak 2019. Kini batik buatan Anita telah dipesan klien dari berbagai daerah.
Anita mengatakan pembuatan batik ecoprint tidak sulit. Namun, produksi batik ecoprint membutuhkan ketelatenan yang ekstra.
Cara pembuatan batik ecoprint
Bahan-bahan yang dibutuhkan hanya kain, aneka dedaunan, dan beberapa bahan rendaman. Sebelum proses ecoprint dimulai, kain terlebih dahulu di rendam dengan tawas dan cuka agar dapat menyerap bahan alam secara maksimal.
Selanjutnya, kain dibentangkan untuk membentuk motif dengan menata aneka daun sesuai selera. Setelah itu, kain utama ditutup dengan kain transfer yang telah dibasahi pewarna alam untuk memberikan warna dasar.
Cetakan eco print yang telah siap selanjutnya digulung dan dikukus selama 2 jam. “Setelah dibuka gulungannya itu segera di-steam, itu kita adakan istilah (namanya) oksidasi. Maksudnya kain itu diangin-anginkan biar nempel motifnya itu bisa kuat,” terang Anita dalam tayangan
Newsline di
Metro TV, Rabu, 3 Agustus 2022.
Ia mengatakan proses oksidasi memerlukan waktu 7 hari. Langkah terakhir setelah oksidasi yaitu fiksasi, penguncian warna pada kain.
Kain ecoprint dijual dengan kisaran harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung jenis kain dan tingkat kerumitannya. Kain juga dapat dikreasikan menjadi aneka ragam barang, seperti kaos, topi, hingga tas.
(Vania Augustine Dilia)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)