Jayapura: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri (BPPKLN) setempat menyatakan kondisi 13 anak buah kapal (ABK) nelayan yang ditahan di perairan Pulau Turi, Papua Nugini (PNG) dalam keadaan sehat.
Kepala BPKLN Papua Suzana Wanggai mengatakan berdasarkan koordinasi dengan pihak konsultan Papua Nugini, kapal nelayan yang sempat di tahan tersebut sedang ditarik ke Port Moresby.
"Saat ini kemungkinan besar dua kapal yang hilang, sudah di temukan dan sedang di tarik dengan kapal patroli milik Tentara Papua Nugini (PNGDF)," kata Suzana di Jayapura, Senin, 29 Agustus 2022.
Menurut Suzana, berdasarkan informasi, sejak Jumat (26 Agustus), sedang dilakukan proses penarikan kapal tersebut yang membutuhkan waktu dua sampai tiga hari, sehingga pihak PNG sedang mengupayakan membawa ke Port Moresby.
"Kami akan terus berkoordinasi terkait 13 ABK yang di tahan itu," ujarnya.
Dia menjelaskan kemungkinan 13 ABK akan menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut. Namun yang pasti para nelayan dalam keadaan baik-baik saja.
Sekadar diketahui, sebelumnya telah terjadi penembakan kapal ikan asal Kabupaten Merauke, Papua, oleh Tentara Papua Nugini (PNGDF) yang menyebabkan satu orang nelayan tewas, pada Senin (22 Agustus) lalu, di perairan Pulau Turi, Papua Nugini.
Jayapura: Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Badan Pengelola Perbatasan dan Kerjasama Luar Negeri (BPPKLN) setempat menyatakan kondisi 13
anak buah kapal (ABK) nelayan yang ditahan di perairan Pulau Turi, Papua Nugini (PNG) dalam keadaan sehat.
Kepala BPKLN Papua Suzana Wanggai mengatakan berdasarkan koordinasi dengan pihak konsultan Papua Nugini, kapal nelayan yang sempat di tahan tersebut sedang ditarik ke
Port Moresby.
"Saat ini kemungkinan besar dua kapal yang hilang, sudah di temukan dan sedang di tarik dengan kapal patroli milik Tentara
Papua Nugini (PNGDF)," kata Suzana di Jayapura, Senin, 29 Agustus 2022.
Menurut Suzana, berdasarkan informasi, sejak Jumat (26 Agustus), sedang dilakukan proses penarikan kapal tersebut yang membutuhkan waktu dua sampai tiga hari, sehingga pihak PNG sedang mengupayakan membawa ke Port Moresby.
"Kami akan terus berkoordinasi terkait 13 ABK yang di tahan itu," ujarnya.
Dia menjelaskan kemungkinan 13 ABK akan menjalani proses pemeriksaan lebih lanjut. Namun yang pasti para nelayan dalam keadaan baik-baik saja.
Sekadar diketahui, sebelumnya telah terjadi penembakan kapal ikan asal Kabupaten Merauke, Papua, oleh Tentara Papua Nugini (PNGDF) yang menyebabkan satu orang nelayan tewas, pada Senin (22 Agustus) lalu, di perairan Pulau Turi, Papua Nugini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)