Simpang Empat: Korban gempa di Nagari Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, melaksanakan salat tarawih di musala darurat yang beratapkan terpal selama Ramadan 1443 Hijriah.
Menurut Ketua Pengurus Musala Nurul Islam Sungai Lampang Jorong Tanjung Beruang Kajai Rozikin, mereka salat berjemaah dan tarawih di tenda darurat karena musala mereka rusak berat akibat gempa pada Jumat, 25 Februari lalu.
"Warga Sungai Lampang, terpaksa melaksanakan ibadah salat berjemaah di bawah tenda terpal seadanya yang dijadikan musala darurat," ujarnya, Rabu, 6 April 2022.
Meskipun ditempat seadanya, warga begitu semangat melaksanakan salat isya berjemaah, salat tarawih, dan salat subuh berjemaah. Dengan beratapkan terpal, beralaskan tikar, dan berdinding triplek setengah mereka tetap bisa melaksanakan ibadah selama Ramadan.
Baca juga: Korban Gempa Pasaman Barat Masih Tidur di Tenda Darurat
"Jemaah lumayan ramai sejak Jumat malam sampai saat ini mencapai 60 orang setiap malam. Istilah kami ini adalah tambaro atau tampek ibadah samantaro (tempat beribadah sementara)," katanya.
Mereka terpaksa beribadah di tenda darurat karena musala tempat biasa mereka melaksanakan salat tarawih rusak akibat gempa yakni di Musala Nurul Islam.
"Pendataan sudah ada namun perbaikan musala belum. Kami berharap ada bantuan untuk memperbaiki musala ini secepatnya," ungkapnya berharap.
Seorang jemaah salat tarawih Bakri, 60, mengatakan ia tetap semangat beribadah meskipun hanya di tenda darurat seadanya.
"Bagaimana lagi, kita ingin juga beribadah sementara musala yang ada rusak. Mudah-mudahan musala yang rusak segera dapat diperbaiki," ucapnya.
Baca juga: Segmen Sianok Pemicu Gempa di Bukittinggi
Selain di Sungai Lampang, hal yang sama juga ditemui di Kampung Padang Kajai yang warganya salat berjemaah di tenda darurat beratapkan terpal dan beralaskan tikar.
Begitu juga di Lubuk Panjang dan di Masjid Raya Kajai yang ambruk. Warga salat berjemaah di tenda darurat.
Sementara warga di Nagari Kajai pada umumnya masih bermalam di tenda-tenda darurat yang berdiri dekat rumah mereka yang ambruk.
"Hunian sementara memang sudah ada sebagian, namun sangat sedikit dan butuh penambahan," kata salah seorang warga Lubuk Panjang Febri.
Simpang Empat: Korban gempa di Nagari Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat, melaksanakan
salat tarawih di musala darurat yang beratapkan terpal selama Ramadan 1443 Hijriah.
Menurut Ketua Pengurus Musala Nurul Islam Sungai Lampang Jorong Tanjung Beruang Kajai Rozikin, mereka salat berjemaah dan tarawih di tenda darurat karena musala mereka rusak berat akibat gempa pada Jumat, 25 Februari lalu.
"Warga Sungai Lampang, terpaksa melaksanakan ibadah salat berjemaah di bawah tenda terpal seadanya yang dijadikan musala darurat," ujarnya, Rabu, 6 April 2022.
Meskipun ditempat seadanya, warga begitu semangat melaksanakan salat isya berjemaah, salat tarawih, dan salat subuh berjemaah. Dengan beratapkan terpal, beralaskan tikar, dan berdinding triplek setengah mereka tetap bisa melaksanakan ibadah selama Ramadan.
Baca juga:
Korban Gempa Pasaman Barat Masih Tidur di Tenda Darurat
"Jemaah lumayan ramai sejak Jumat malam sampai saat ini mencapai 60 orang setiap malam. Istilah kami ini adalah tambaro atau tampek ibadah samantaro (tempat beribadah sementara)," katanya.
Mereka terpaksa beribadah di tenda darurat karena musala tempat biasa mereka melaksanakan salat tarawih rusak akibat gempa yakni di Musala Nurul Islam.
"Pendataan sudah ada namun perbaikan musala belum. Kami berharap ada bantuan untuk memperbaiki musala ini secepatnya," ungkapnya berharap.
Seorang jemaah salat tarawih Bakri, 60, mengatakan ia tetap semangat beribadah meskipun hanya di tenda darurat seadanya.
"Bagaimana lagi, kita ingin juga beribadah sementara musala yang ada rusak. Mudah-mudahan musala yang rusak segera dapat diperbaiki," ucapnya.
Baca juga:
Segmen Sianok Pemicu Gempa di Bukittinggi
Selain di Sungai Lampang, hal yang sama juga ditemui di Kampung Padang Kajai yang warganya salat berjemaah di tenda darurat beratapkan terpal dan beralaskan tikar.
Begitu juga di Lubuk Panjang dan di Masjid Raya Kajai yang ambruk. Warga salat berjemaah di tenda darurat.
Sementara warga di Nagari Kajai pada umumnya masih bermalam di tenda-tenda darurat yang berdiri dekat rumah mereka yang ambruk.
"Hunian sementara memang sudah ada sebagian, namun sangat sedikit dan butuh penambahan," kata salah seorang warga Lubuk Panjang Febri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)