Setop tawuran remaja. Foto: Dok/Metro TV
Setop tawuran remaja. Foto: Dok/Metro TV

Ini Cara Stop Tawuran Remaja Menurut Psikolog

MetroTV • 05 April 2022 13:48
Jakarta: Fenomena tawuran remaja kembali menjadi kekhawatiran bagi masyarakat karena adanya aksi tawuran pada Senin, 4 April 2022 dini hari di bekasi, Jawa Barat. Empat remaja diamankan petugas Polres Metro Bekasi Kota usai saling serang dengan senjata yang dibuat sendiri. Tidak hanya itu, tawuran juga terjadi di Makassar pada bulan Ramadan.
 
Kedua kelompok remaja di Bekasi ini diketahui telah janjian untuk bertemu melalui media sosial Instagram. Aksi mereka direkam salah satu kelompok remaja. Petugas yang menerima informasi dari warga langsung menuju ke lokasi untuk melakukan razia.
 
Terdapat empat remaja yang diduga ada di video tersebut akhirnya diamankan dan dibawa ke Polres Bekasi Kota untuk dimintai keterangan. Polisi juga menemukan barang bukti berupa senjata dari batu yang dimasukkan ke sarung dan bambu runcing. Pemeriksaan ini juga turut memanggil orang tua dari empat anak yang diamankan untuk dilakukan pembinaan.

Selain di Bekasi, tawuran remaja juga ada di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Dua pemuda diamankan tim Unit Patroli Reaksi Cepat Tander Presisi Samapta Polda Sulawesi Selatan saat melakukan razia di bulan Ramadan. Hal ini bertujuan untuk mencegah tawuran dan balap liar.
 
Dari tangan kedua pemuda tersebut disita anak panah lengkap dengan pelontarnya saat digeledah. Keduanya pun diserahkan ke kantor polisi di Polsek Makassar guna dimintai keterangan atas kepemilikan senjata tajam.
 
Menanggapi fenomena tawuran yang kerap terjadi beberapa waktu terakhir bahkan di bulan Ramadan, psikolog remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan, setiap pelaku tawuran memahami hal yang dilakukan salah. Namun terdapat fungsi-fungsi dalam otak yang masih belum bisa dioptimalkan, sehingga mudah terpicu emosi dan pengaruh lingkungan sekitar.
 
"Mereka mudah terbakar emosi, selain itu remaja ini lebih mengutamakan apa yang mereka dapatkan dari situ dari pada risikonya, seperti pujian di media sosial. Hal lainnya, mereka sedang mencari jati diri di lingkungan sosialnya sehingga mereka menemukan kelompok yang membuat nyaman, lalu nilai-nilai dari kelompok sosial tersebut cenderung diikuti demi mereka bisa menjadi bagian dari kelompok tersebut," ujar Vera dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV pada Selasa, 5 Maret 2022.
 
Vera juga menjelaskan, media sosial menjadi pengaruh besar bagi pengambilan keputusan para remaja untuk bersikap melanggar aturan. Sehingga langkah-langkah yang tepat bagi para orang tua adalah menjalani komunikasi yang baik.
 
"Orang tua perlu tahu apa yang terjadi di media sosial, seperti akun apa saja yang mereka follow, diskusi terhadap berita-berita yang update, karena di otak remaja ada bagian prefrontal cortex yang membantu kita untuk memahami konsekuensi jika melakukan sesuatu. Satu hal lagi untuk mencegah, remaja ini perlu diawasi dan diberi alternatif kegiatan positif untuk menyalurkan energi," ujar Vera. (Leres Anbara)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan