Cianjur: Salah seorang warga Yaya, tak berhenti mengucapkan kalimat takbir dan istigfar tepat pukul 15.00 WIB, Senin, 21 Februari 2022. Tempat tinggal ibu rumah tangga berusia 60 tahun di Jalan Aria Cikondang Gang Harapan I Kelurahan Sayang Kecamatan/Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu diterjang badai.
"Allahhu Akbar. Allahu Akbar," ucap Yaya saat melihat hujan deras dan angin kencang disertai hujan es.
Sebelum terjadi badai, langit yang semula cukup cerah berubah menjadi gelap. Tak lama, turun hujan dengan intensitas sedang. Hanya dalam hitungan detik, hujan menjadi deras disertai angin kencang.
Di rumah Yaya, sejumlah tanaman pada pot berjatuhan. Di tengah kecemasannya, Yaya mendengar suara seperti orang melempar batu dari atap genteng rumahnya.
"Ternyata itu es. Sangat jelas bentuknya bulat kecil seukuran kuku kelingking orang dewasa," ungkapnya.
Baca: Kebakaran Rumah Tewas 4 Orang di Kabupaten Paluta, Sumut
Yaya bersama anak dan cucunya sempat panik. Ia khawatir atap genteng rumahnya rusak karena hujan es. Hujan disertai angin kencang dan hujan es tak berlangsung lama. Sekitar pukul 15.20 WIB hujan berangsur reda.
"Ini baru pertama kali terjadi hujan seperti ini. Apalagi ada hujan esnya," pungkas Yaya.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo, mengaku belum menerima secara keseluruhan dampak terjadinya cuaca ekstrem disertai fenomena hujan es. Saat ini personel BPBD sedang memantau dan melakukan asesmen.
"Kebetulan saya juga tadi sedang di jalan. Kalau yang saya saksikan sendiri ada pohon yang tumbang di sekitar Bayubud. Kalau yang lainnya kami belum menerima laporan," kata Rudi.
Rudi menuturkan terjadinya fenomena hujan es merupakan dampak cuaca ekstrem. Sejauh ini tidak ada yang terdampak dengan fenomena hujan es.
"Potensi dampak hujan deras disertai angin kencang sangat tinggi. Alhamdulillah tadi tidak berlangsung lama. Hanya 15 menit," pungkasnya.
Cianjur: Salah seorang warga Yaya, tak berhenti mengucapkan kalimat takbir dan istigfar tepat pukul 15.00 WIB, Senin, 21 Februari 2022. Tempat tinggal ibu rumah tangga berusia 60 tahun di Jalan Aria Cikondang Gang Harapan I Kelurahan Sayang Kecamatan/Kabupaten Cianjur, Jawa Barat itu diterjang
badai.
"Allahhu Akbar. Allahu Akbar," ucap Yaya saat melihat hujan deras dan angin kencang disertai hujan es.
Sebelum terjadi badai, langit yang semula cukup cerah berubah menjadi gelap. Tak lama, turun hujan dengan intensitas sedang. Hanya dalam hitungan detik, hujan menjadi deras disertai angin kencang.
Di rumah Yaya, sejumlah tanaman pada pot berjatuhan. Di tengah kecemasannya, Yaya mendengar suara seperti orang melempar batu dari atap genteng rumahnya.
"Ternyata itu es. Sangat jelas bentuknya bulat kecil seukuran kuku kelingking orang dewasa," ungkapnya.
Baca: Kebakaran Rumah Tewas 4 Orang di Kabupaten Paluta, Sumut
Yaya bersama anak dan cucunya sempat panik. Ia khawatir atap genteng rumahnya rusak karena hujan es. Hujan disertai angin kencang dan hujan es tak berlangsung lama. Sekitar pukul 15.20 WIB hujan berangsur reda.
"Ini baru pertama kali terjadi hujan seperti ini. Apalagi ada hujan esnya," pungkas Yaya.
Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo, mengaku belum menerima secara keseluruhan dampak terjadinya cuaca ekstrem disertai fenomena hujan es. Saat ini personel BPBD sedang memantau dan melakukan asesmen.
"Kebetulan saya juga tadi sedang di jalan. Kalau yang saya saksikan sendiri ada pohon yang tumbang di sekitar Bayubud. Kalau yang lainnya kami belum menerima laporan," kata Rudi.
Rudi menuturkan terjadinya fenomena hujan es merupakan dampak cuaca ekstrem. Sejauh ini tidak ada yang terdampak dengan fenomena hujan es.
"Potensi dampak hujan deras disertai angin kencang sangat tinggi. Alhamdulillah tadi tidak berlangsung lama. Hanya 15 menit," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)