Kendal: Jumiah, nenek berusia 80 tahun di Kelurahan Sijeruk, Kota Kendal, Jawa Tengah, mewujudkan impiannya untuk berkurban sapi. Ia mengumpulkan uang sebesar Rp22 juta dari hasil kerja sebagai pemulung barang bekas selama bertahun-tahun.
Uang hasil jerih payah Jumiah dari mengumpulkan barang bekas awalnya akan digunakan untuk naik haji. Namun, ia mengalokasikannya untuk berkurban sapi tahun ini.
“Perasaannya senang bisa berkurban sapi,” tutur Jumiah dalam program Newsline, Kamis, 30 Juni 2022.
Ketua Panitia Kurban Masjid Darul Muttaqin Kebonadem Khoirur Roziqin mengonfirmasi, Jumiah telah menyerahkan seekor sapi untuk kurban. Hewan itu dikurbankan atas nama Jumiah, almarhum suami, orang tua kandung, bapak dan ibu, serta adik kandungnya.
Hal tersebut lantas menjadi contoh bagi warga yang lebih mampu untuk ikut berkurban.
“Sangat kagum (dengan Jumiah). Bahkan ada yang menangis karena Mbok Jumiah secara ekonomi termasuk golongan bawah. Sehingga banyak yang tergerak ikut korban,” ujar Khoirur.
Sehari-hari, nenek yang tinggal di Kampung Gagakan, Sijeruk ini berkeliling mencari barang bekas untuk dijual kembali ke pengepul. Selain memenuhi kebutuhan makan, sebagian uang hasil memulung dititipkan pada anak tirinya selama bertahun-tahun.
Jumiah juga memiliki impian lain, yakni pergi ke Tanah Suci untuk berhaji. Impian itu digenggam kuat sejak suaminya meninggal dengan menjadi seorang pekerja keras. Kini, ia mulai menabung lagi agar bisa melakukan ibadah haji. (Fatha Annisa)
Kendal: Jumiah, nenek berusia 80 tahun di Kelurahan Sijeruk, Kota Kendal, Jawa Tengah, mewujudkan impiannya untuk berkurban sapi. Ia mengumpulkan uang sebesar Rp22 juta dari hasil kerja sebagai
pemulung barang bekas selama bertahun-tahun.
Uang hasil jerih payah Jumiah dari mengumpulkan barang bekas awalnya akan digunakan untuk naik haji. Namun, ia mengalokasikannya untuk berkurban sapi tahun ini.
“Perasaannya senang bisa berkurban sapi,” tutur Jumiah dalam program Newsline, Kamis, 30 Juni 2022.
Ketua Panitia Kurban Masjid Darul Muttaqin Kebonadem Khoirur Roziqin mengonfirmasi, Jumiah telah menyerahkan seekor sapi untuk kurban. Hewan itu dikurbankan atas nama Jumiah, almarhum suami, orang tua kandung, bapak dan ibu, serta adik kandungnya.
Hal tersebut lantas menjadi contoh bagi warga yang lebih mampu untuk ikut berkurban.
“Sangat kagum (dengan Jumiah). Bahkan ada yang menangis karena Mbok Jumiah secara ekonomi termasuk golongan bawah. Sehingga banyak yang tergerak ikut korban,” ujar Khoirur.
Sehari-hari, nenek yang tinggal di Kampung Gagakan, Sijeruk ini berkeliling mencari barang bekas untuk dijual kembali ke pengepul. Selain memenuhi kebutuhan makan, sebagian uang hasil memulung dititipkan pada anak tirinya selama bertahun-tahun.
Jumiah juga memiliki impian lain, yakni pergi ke Tanah Suci untuk berhaji. Impian itu digenggam kuat sejak suaminya meninggal dengan menjadi seorang pekerja keras. Kini, ia mulai menabung lagi agar bisa melakukan ibadah haji. (
Fatha Annisa)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)