medcom.id, Solo: Moda transportasi umum menjadi proyek impian Joko Widodo (Jokowi) semasa masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jawa Tengah. Namun ketika Jokowi menjabat sebagai Presiden RI, kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi malah menjadi hambatan mewujudkan impian tersebut.
Sedianya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menambah dua koridor Batik Solo Trans (BST) pada 2015. Sedangkan dua lainnya sudah beroperasi.
Tapi, kebijakan pemerintah Presiden Jokowi membuat Pemkot mengkaji ulang rencana penambahan dua koridor tersebut. Pemkot beserta perusahaan rekanan kembali menghitung biaya operasional bus.
Perusahaan rekanan yang berperan sebagai operator tak mau rugi mengoperasikan BST. Pada kenaikan harga BBM Januari lalu, jumlah penumpang turun menjadi 50 persen karena tarif BST naik dari Rp4.000 menjadi Rp4.500. Lalu, BBM turun menjadi angin segar bagi pengguna BST. Jumlah penumpang pun meningkat menjadi 70 persen dan tarif Rp4.000.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Pemkot Solo, Yoscha Herman Sudrajat, mengatakan, Senin 30 Maret, telah menerima permohonan operator untuk menaikkan tarif. Besaran kenaikan tarif menjadi pembahasan yang serius.
"Pemkot komitmen untuk melaksanakannya tapi memang hambatannya ada di operator. Dengan adanya kenaikan BBM, mesti ada hambatan," kata Yoscha.
Pemkot, lanjut Yoscha, berencana mengoperasikan 14 koridor BST. Pengoperasiannya tak mendapat subsidi langsung seperti kota besar lainnya. Tapi, proyek itu mendapat subsidi berupa sarana dan prasarana, seperti armada.
medcom.id, Solo: Moda transportasi umum menjadi proyek impian Joko Widodo (Jokowi) semasa masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jawa Tengah. Namun ketika Jokowi menjabat sebagai Presiden RI, kebijakan pemerintah pusat menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi malah menjadi hambatan mewujudkan impian tersebut.
Sedianya, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menambah dua koridor Batik Solo Trans (BST) pada 2015. Sedangkan dua lainnya sudah beroperasi.
Tapi, kebijakan pemerintah Presiden Jokowi membuat Pemkot mengkaji ulang rencana penambahan dua koridor tersebut. Pemkot beserta perusahaan rekanan kembali menghitung biaya operasional bus.
Perusahaan rekanan yang berperan sebagai operator tak mau rugi mengoperasikan BST. Pada kenaikan harga BBM Januari lalu, jumlah penumpang turun menjadi 50 persen karena tarif BST naik dari Rp4.000 menjadi Rp4.500. Lalu, BBM turun menjadi angin segar bagi pengguna BST. Jumlah penumpang pun meningkat menjadi 70 persen dan tarif Rp4.000.
Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Pemkot Solo, Yoscha Herman Sudrajat, mengatakan, Senin 30 Maret, telah menerima permohonan operator untuk menaikkan tarif. Besaran kenaikan tarif menjadi pembahasan yang serius.
"Pemkot komitmen untuk melaksanakannya tapi memang hambatannya ada di operator. Dengan adanya kenaikan BBM, mesti ada hambatan," kata Yoscha.
Pemkot, lanjut Yoscha, berencana mengoperasikan 14 koridor BST. Pengoperasiannya tak mendapat subsidi langsung seperti kota besar lainnya. Tapi, proyek itu mendapat subsidi berupa sarana dan prasarana, seperti armada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(RRN)