Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang menemukan makanan yang dapat merusak kesehatan di Pasar Anyar, Senin, 12 April 2021. Medcom.id/ Hendrik Simorangkir
Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang menemukan makanan yang dapat merusak kesehatan di Pasar Anyar, Senin, 12 April 2021. Medcom.id/ Hendrik Simorangkir

Makanan Mengandung Formalin Ditemukan di Pasar Anyar Tangerang

Hendrik Simorangkir • 12 April 2021 18:15
Tangerang: Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang menemukan makanan yang dapat merusak kesehatan di Pasar Anyar. DKP menemukan sebanyak 14 sampel makanan yang mengandung formalin, pestisida, dan pewarna makanan di pasar yang terbesar di Kota Tangerang itu.
 
"Lima sampel dari produk peternakan yang mengandung formalin, tujuh sampel dari produk pertanian yang terpapar pestisida, dan dua sampel dari olahan pangan yang mengandung pewarna makanan," kata Kepala DKP Kota Tangerang, Abduh Surahman, Senin, 12 April 2021.
 
Baca: Jelang Ramadan Penjualan Kurma di Solo Meningkat

Abduh menjelaskan lima sampel produk peternakan yang mengandung formalin seperti daging sapi, hati sapi, daging ayam, usus ayam, dan kulit sapi.
 
"Itu semua diambil dari satu pedagang. Pedagang daging itu mengambilnya dari agen daging nakal. Tadi begitu positif formalin, kami dan polisi langsung mau mengamankan pedagangnya, tapi orangnya sudah lari. Kabur," jelasnya.
 
Abduh menambahkan pihaknya pun mendapatkan beberapa produk pertanian yang tercemar pestisida sebanyak tujuh sampel. Selain itu, dari produk olahan pihaknya mendapatkan dua sampel makanan yang mengandung pewarna.
 
"Jadi produk pertanian itu seperti bayam, kangkung, cabai dan lainnya yang masih ada terpapar pestisida. Itu sampel didapatkan dari 10 pedagang sayuran. Sementara untuk pewarna makanan didapatkan dari cincau dan pacar cina," ungkapnya.
 
Abduh menuturkan bagi pedagang yang kedapatan memakai pewarna makanan dan pestisida, hanya diberikan peringatan untuk tidak menjual kepada masyarakat. "Diberi peringatan. Setelah diberi peringatan, seminggu kemudian kita survei lagi apakah masih menjualnya atau tidak," ucapnya.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan