Khairul Huda, 32, warga Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menunjukkan sepeda motornya yang tertimbun abu vulkanik, Rabu pagi, 8 Desember 2021.
Khairul Huda, 32, warga Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menunjukkan sepeda motornya yang tertimbun abu vulkanik, Rabu pagi, 8 Desember 2021.

Cerita Khairul Huda Mengais Sisa Harta Benda di Tengah Tumpukan Abu Vulkanik

Daviq Umar Al Faruq • 08 Desember 2021 10:10
Lumajang: Raut muka penuh harap terpampang di wajah Khairul Huda, 32, warga Dusun Sumbersari, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu pagi, 8 Desember 2021. Ia berharap masih ada harta bendanya yang bisa diambil.
 
Huda yang merupakan korban terdampak erupsi Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021. Ia terus membongkar puing-puing sisa bekas rumahnya yang hancur tertimbun abu vulkanik.
 
Khairul mencari uang tunai simpananya sejumlah Rp9 juta. Uang itu sengaja ia kumpulkan untuk dipakai merenovasi rumahnya. 

Sudah empat hari semenjak bencana erupsi terjadi, Khairul masih terus membongkar puing sisa rumahnya untuk mencari uang yang sebelumnya diletakkan di kamar.
 
"Waktu ada lahar datang, saya cuma bawa uang Rp400 ribu di dompet. Saya langsung menyelamatkan diri bersama keluarga saya," kata Huda kepada Medcom.id, Rabu, 8 Desember 2021.
 
Baca: Kawasan Sekitar Semeru Diguyur Hujan Deras Selasa Malam
 
Pria asal Surabaya itu mengaku rumah beserta harta bendanya hancur tak bersisa terkubur abu vulkanik Gunung Semeru. Saat bencana terjadi, ia tengah bekerja di tambang pasir.
 
"Saat saya di tambang, saya ditelepon istri saya kalau ada erupsi. Saya langsung pulang dan jemput anak istri saya. Saya tidak bawa apa-apa," ceritanya.
 
Saat Gunung Semeru erupsi, Huda mengaku masih sempat melihat banjir lahar dingin. Menurut ingatannya, Semeru saat itu tak meletus, hanya mengeluarkan suara gemuruh saja. 
 
"Tak lama kemudian, muncul semburan putih. 10 detik kemudian muncul lagi cukup besar, saat itu kita semua lari menyelamatkan diri," ujarnya.
 
Kini, Huda hanya bisa meratapi puing-puing rumahnya yang rata dengan tanah. Ia berharap pemerintah bisa memberikan bantuan secepatnya.
 
"Kalau melihat kondisi kerusakan, sepertinya rumah saya dan kampung saya disini, tersapu awan panas dan lava Semeru. Ini erupsi terbesar Semeru sejak delapan tahun saya tinggal disini," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan