Makassar: Sebanyak 500 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada Minggu, 3 Oktober 2021.
Sekretaris BPBD Luwu, Aminuddin, mengatakan sebanyak 500 KK itu merupakan data sementara. Pihaknya masih akan melakukan penghitungan kembali untuk memastikan jumlah masyarakat terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor.
"Kita asesmen ulang kembali untuk kepastian karena kemarin kan masih darurat hitungannya," katanya, saat dikonfirmasi, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa, 5 Oktober 2021.
Ia mengungkapkan, kepastian angka atau jumlah kepala keluarga yang terkena dampak banjir bandang dan tanah longsor itu masih akan dihitung oleh BPBD Luwu hari ini. Namun, yang pasti pihaknya telah menyiapkan logistik bagi para korban.
"Untuk korban yang terdampak banjir itu ada di empat posko dan kami siapkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan mereka," ungkapnya.
Baca juga: Bom di Kaki Gunung Ciremai Hanya 7 Km dari Permukiman
Peristiwa banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Luwu menurut data BPBD Sulawesi Selatan terjadi lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi. Akibatnya air merendam enam kecamatan.
Akibat peristiwa itu sebanyak 237 rumah terdampak banjir dan tanah longsor. Ratusan rumah itu tersebar di beberapa lokasi, namun yang terbanyak berada di Kecamatan Lamasi Timur dengan 127 rumah.
Kemudian di Kecamatan Walenrang Timur dengan 40 rumah dan Kecamatan Walenrang Utara sebanyak 25 rumah. Tidak hanya itu banjir bandang juga menghanyutkan tujuh ekor hewan ternak, satu sapi dan enam ekor kambing serta satu kandang ayam kosong di Desa Batustanduk, Kecamatan Walenrang.
Selain itu, puluhan hektare lahan persawahan terendam air dengan ketinggian bervariasi antara 20-100 sentimeter. Namun, dari informasi yang diperoleh ketinggian debit air di Sungai Lamasi sudah mengalami penurunan, dari enam meter surut menjadi tiga meter.
Dalam peristiwa itu empat korban meninggal lantaran tertimbun tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Walenrang Barat. Keempat korban ditemukan setelah seharian tim gabungan dari Basarnas, TNI, dan Polri melakukan pencarian.
"Kemarin sudah dikuburkan (4 korban meninggal). Tidak ada lagi korban lainnya," jelasnya.
Makassar: Sebanyak 500 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, terdampak
bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi pada Minggu, 3 Oktober 2021.
Sekretaris BPBD Luwu, Aminuddin, mengatakan sebanyak 500 KK itu merupakan data sementara. Pihaknya masih akan melakukan penghitungan kembali untuk memastikan jumlah masyarakat terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor.
"Kita asesmen ulang kembali untuk kepastian karena kemarin kan masih darurat hitungannya," katanya, saat dikonfirmasi, di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa, 5 Oktober 2021.
Ia mengungkapkan, kepastian angka atau jumlah kepala keluarga yang terkena dampak banjir bandang dan tanah longsor itu masih akan dihitung oleh BPBD Luwu hari ini. Namun, yang pasti pihaknya telah menyiapkan logistik bagi para korban.
"Untuk korban yang terdampak banjir itu ada di empat posko dan kami siapkan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan mereka," ungkapnya.
Baca juga:
Bom di Kaki Gunung Ciremai Hanya 7 Km dari Permukiman
Peristiwa banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi di Kabupaten Luwu menurut data BPBD Sulawesi Selatan terjadi lantaran intensitas hujan yang cukup tinggi. Akibatnya air merendam enam kecamatan.
Akibat peristiwa itu sebanyak 237 rumah terdampak banjir dan tanah longsor. Ratusan rumah itu tersebar di beberapa lokasi, namun yang terbanyak berada di Kecamatan Lamasi Timur dengan 127 rumah.
Kemudian di Kecamatan Walenrang Timur dengan 40 rumah dan Kecamatan Walenrang Utara sebanyak 25 rumah. Tidak hanya itu banjir bandang juga menghanyutkan tujuh ekor hewan ternak, satu sapi dan enam ekor kambing serta satu kandang ayam kosong di Desa Batustanduk, Kecamatan Walenrang.
Selain itu, puluhan hektare lahan persawahan terendam air dengan ketinggian bervariasi antara 20-100 sentimeter. Namun, dari informasi yang diperoleh ketinggian debit air di Sungai Lamasi sudah mengalami penurunan, dari enam meter surut menjadi tiga meter.
Dalam peristiwa itu empat korban meninggal lantaran tertimbun tanah longsor yang terjadi di Kecamatan Walenrang Barat. Keempat korban ditemukan setelah seharian tim gabungan dari Basarnas, TNI, dan Polri melakukan pencarian.
"Kemarin sudah dikuburkan (4 korban meninggal). Tidak ada lagi korban lainnya," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)