Perusakan pos penyekatan Suramadu sisi Surabaya yang dilakukan puluhan pengendara Madura yang menolak swab (Foto/ Istimewa)
Perusakan pos penyekatan Suramadu sisi Surabaya yang dilakukan puluhan pengendara Madura yang menolak swab (Foto/ Istimewa)

Viral Video Pos Penyekatan Suramadu Dirusak, Begini Kronologinya

Clicks.id • 18 Juni 2021 14:48
Surabaya: Sebuah video pengerusakan pos penyekatan Jembatan Suramadu sisi Surabaya, Jawa Timur, viral di media sosial. Dalam tayangan video tersebut, tampak pengendara ricuh dengan petugas karena menolak di swab antigen covid-19. 
 
Saling dorong antarpetugas dan pengendara pun terjadi. Para pengendara langsung merebut KTP yang dipegang oleh petugas Linmas Kota Surabaya untuk dilakukan pendataan dan swab antigen.
 
Sejumlah aparat TNI-Polri pun tampak mencoba menenangkan warga di lokasi. Sementara itu, para tenaga kesehatan (nakes) juga terlihat kewalahan lantaran sikap anarkis warga tersebut.

Kapolres Tanjung Perak Surabaya AKBP Ganis Setyaningrum menyatakan masyarakat ingin cepat dilayani. Inilah penyebab mengamuknya warga akibat kurang komunikasi.
 
"Tadi itu terjadi karena semua masyarakat ingin cepat dilayani, tidak sabar dan buru-buru sehingga terjadi miss komunikasi namun kami yang berjaga di sini segera mengurai kepadatan tersebut," ungkap AKBP Ganis, Jumat 18 Juni 2021.
 
Ia mengungkapkan volume kendaraan di pos penyekatan Jembatan Suramadu cukup tinggi pada Jumat, 18 Juni 2021, pukul 02.00 WIB dini hari. Terutama, pada jalur roda dua. 
 
Baca: Mulai Hari Ini, Penyekatan Suramadu Diberlakukan 2 Arah
 
Kemudian, volume makin meningkat pada pukul 03.00 WIB. Pascakericuhan, Ganis mengungkapkan bahwa kejadian tersebut tengah ditindaklanjuti. 
 
Ganis menegaskan tidak ada kerugian material maupun kerugian jiwa dalam peristiwa tersebut. Namun, ada beberapa masyarakat yang tidak sempat melakukan swab.
 
"Dampaknya tidak ada kerugian material maupun kerugian jiwa. Tapi mungkin ada beberapa masyarakat tidak sempat dilakuan swab, sehingga kita tidak menjamin dia sehat atau tidak," tutur dia. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SYN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan