Timika: Sebanyak 2.600 mahasiswa dan pelajar pulang ke Papua dari berbagai kota studi di Indonesia. Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mempertanyakan maksud kedatangan mahasiswa ke tanah kelahirannya.
Jenderal bintang dua ini mengatakan pelajar dan mahasiswa paling rentan dipengaruhi pihak yang memiliki agenda tertentu di Bumi Cenderawasih saat ini. Mereka telah diperintahkan kembali ke daerah studi masing-masing, namun menolak.
"Ada apa ini? Di sisi lain mereka terus mendengungkan berbagai permasalahan yang terjadi, sekecil apa pun melalui jalur-jalur komunikasi yang mereka punya. Ini nyata," ujar Waterpauw seperti dilansir Antara, Senin, 14 Oktober 2019.
Waterpauw menyebut kepulangan mereka bakal menjadi beban sosial pemerintah daerah. Kapolda mengingatkan jajaran kepolisian di Bumi Cenderawasih waspada dan peka terhadap perkembangan situasi di masyarakat. Mabes Polri telah mengirim ratusan personel brimob dari 13 polda se-Indonesia untuk menjaga kawasan di ujung timur Indonesia itu.
"Ada informasi sekecil apa pun, desas-desus, isu-isu yang bertebaran di media sosial, kasih input kepada teman-teman untuk mengantisipasinya," ujarnya.
Waterpauw mengimbau setiap polres yang mendapat tambahan pasukan brimob bersinergi dan berkoordinasi dengan patroli bersama, razia senjata tajam, dan penyakit masyarakat. Personel juga ditempatkan di wilayah yang dianggap rawan.
"Ancaman kita nyata, bukan tidak nyata. Jangan berpikir konflik di Papua itu biasa. Situasi sekarang lebih spesifik," tegasnya.
Kapolda mengingatkan jajarannya mengantisipasi pergerakan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang terus melakukan kekerasan dan teror. Terlebih telah terjadi insiden penusukan terhadap seorang pekerja bangunan di dekat Jembatan Woma, Wamena, Sabtu, 12 Oktober 2019.
"Rekan-rekan jangan lengah, tetap waspada. Bangun komunikasi dengan semua pihak sebab di semua daerah ada banyak tokoh yang mempunyai pengaruh," tandasnya.
Timika: Sebanyak 2.600 mahasiswa dan pelajar pulang ke Papua dari berbagai kota studi di Indonesia. Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mempertanyakan maksud kedatangan mahasiswa ke tanah kelahirannya.
Jenderal bintang dua ini mengatakan pelajar dan mahasiswa paling rentan dipengaruhi pihak yang memiliki agenda tertentu di Bumi Cenderawasih saat ini. Mereka telah diperintahkan kembali ke daerah studi masing-masing, namun menolak.
"Ada apa ini? Di sisi lain mereka terus mendengungkan berbagai permasalahan yang terjadi, sekecil apa pun melalui jalur-jalur komunikasi yang mereka punya. Ini nyata," ujar Waterpauw seperti dilansir
Antara, Senin, 14 Oktober 2019.
Waterpauw menyebut kepulangan mereka bakal menjadi beban sosial pemerintah daerah. Kapolda mengingatkan jajaran kepolisian di Bumi Cenderawasih waspada dan peka terhadap perkembangan situasi di masyarakat. Mabes Polri telah mengirim ratusan personel brimob dari 13 polda se-Indonesia untuk menjaga kawasan di ujung timur Indonesia itu.
"Ada informasi sekecil apa pun, desas-desus, isu-isu yang bertebaran di media sosial, kasih input kepada teman-teman untuk mengantisipasinya," ujarnya.
Waterpauw mengimbau setiap polres yang mendapat tambahan pasukan brimob bersinergi dan berkoordinasi dengan patroli bersama, razia senjata tajam, dan penyakit masyarakat. Personel juga ditempatkan di wilayah yang dianggap rawan.
"Ancaman kita nyata, bukan tidak nyata. Jangan berpikir konflik di Papua itu biasa. Situasi sekarang lebih spesifik," tegasnya.
Kapolda mengingatkan jajarannya mengantisipasi pergerakan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang terus melakukan kekerasan dan teror. Terlebih telah terjadi insiden penusukan terhadap seorang pekerja bangunan di dekat Jembatan Woma, Wamena, Sabtu, 12 Oktober 2019.
"Rekan-rekan jangan lengah, tetap waspada. Bangun komunikasi dengan semua pihak sebab di semua daerah ada banyak tokoh yang mempunyai pengaruh," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)