Suparjiyo saat mengisahkan pernah menyaksikan Jenderal Sudirman istirahat saat bergerilya. Medcom.id/ahmad mustaqim
Suparjiyo saat mengisahkan pernah menyaksikan Jenderal Sudirman istirahat saat bergerilya. Medcom.id/ahmad mustaqim

Menelusuri Petilasan Rumah Singgah Jenderal Sudirman di Gunungkidul

Ahmad Mustaqim • 16 Agustus 2021 07:18
Yogyakarta:  Rute gerilya Jenderal Besar Sudirman semasa awal kemerdekaan Republik Indonesia terbentang dari daerah Selatan Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ketika itu, Jenderal Sudirman melakukan gerilya pada Desember 1948 hingga Juli 1949, termasuk melintasi daerah Gunungkidul.
 
Menukil buku berjudul "Peran Gunungkidul dalam Perang Gerilya Jenderal Soedirman" karya Rudi Winarso dan Pamuji Raharjo, jarak tempuh gerilya Jenderal Sudirman sejauh 1.009 kilometer. Gerilya itu dilakukan mulai dari Bintaran (kini jadi wilayah Kota Yogyakarta) pada 19 Desember 1948 dan berakhir di Ndalem Mangkubumen 10 Juli 1949.
 
Dari wilayah Kota Yogyakarta itu, Jenderal Sudirman bergerilya ke Bantul, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Kediri, Nganjuk dan ke Sleman.

Saat di Gunungkidul, Jenderal Sudirman pernah singgah di salah satu rumah warga. Salah satu rumah itu berada di Dusun Karangtengah, Desa Karangduwet, Kecamatan Paliyan.
 
Jenderal Sudirman bergerilya bersama sejumlah pengawal, termasuk yang menandu dirinya. Ketika perjalanan gerilya Jenderal Sudirman tiba di Dusun Karangtengah.  Samiyem adalah saksi hidup saat sang jenderal singgah di rumah orang tuanya. 
 
Menurut Samiyem, rombongan gerilyawan itu singgah di rumah Sayuk Marto Pawiro, yang tak lain orang tuanya. Dalam sejumlah literatur, Jenderal Sudirman habis menempuh perjalanan dari Desa Girisekar, Kecamatan Panggang pada 20 Desember 1948 sekitar pukul 16.00 WIB. 
 
Dalam ingatan Samiyem, Jenderal Sudirman dan rombongan hanya menumpang istirahat tak kurang dari 12 jam. Mereka melanjutkan gerilya sekitar pukul 4 pagi.  
 
"Pak Dirman (sebutan Jenderal Sudirman) tidak berbicara apapun," kata Samiyem mengingat sejarah sat ditemui, Sabtu, 14 Agustus 2021.
 
Ketika itu, rumah yang Jenderal Sudirman hanya berdinding dari anyaman bambu. Sang jenderal beristirahat di ruang tengah.
 
Samiyem mengingat  Sudirman ketika itu menolak dipanggil jenderal. Ia lebih memilih dipanggil kakak atau kang dalam bahasa Jawa. Tak ada banyak perbincangan. Jenderal Sudirman dan rombongan irit bicara.
 
"Pak Dirman pas itu pakai pakaian putih. Kalau khusus yang mengawal beliau ada empat orang," ujarnya mengisahkan.
 
Saksi hidup lainnya, Siswo Suparjiyo juga mengatakan tak ada banyak bahan cerita. Yang ia ingat, saat itu Jenderal Sudirman hanya makan telur selama menginap.
 
Hampir sebagian besar perkakas yang digunakan Jenderal Sudirman bergerilya diabadikan di museum. Sementara, ada monumen yang ditandatangani istri Jenderal Sudirman yang bekas tempat tinggalnya. Monumen itu berupa replika tandu dan patung sang jenderal.
 
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul, Agus Kamtono mengatakan, pembukuan rute gerilya Jenderal Sudirman sudah dilakukan. Menurut dia, ada sejumlah lokasi persinggahan yang pernah ditempati.
 
"Lokasinya ada di (Kecamatan) Paliyan, Playen, Ponjong, dan ada di Karangmojo," ujarnya.
 
Ia mengatakan, pihaknya bersama pasukan TNI setempat melakukan pelacakan peran masyarakat saat Jenderal Sudirman bergerilya, yang dilakukan 2019 silam. Hasil pelacakan itu kemudian menjadi buku.
 
"Hasilnya ada buku Peran Gunungkidul dalam Perang Gerilya Jenderal Soedirman," kata dia.
 
Panglima Jenderal Sudirman merupakan salah satu pahlawan nasional yang lahir pada 24 Januari 1916 di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Jenderal Sudirman meninggal pada 29 Januari 1950 di Magelang dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Jalan Kusumanegara, Yogyakarta. 
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan