medcom.id, Palangkaraya: Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran mau anggaran Kalteng bisa dilihat siapa saja. Semua penggunaan anggaran, harus transparan dan dibuat terang benderang.
"Tidak ada lagi yang harus ditutup-tutupi," kata Sugianto saat lauching Reformasi Sistem Perencanaan dan Pelaksanaan APBD serta Pelayanan Publik yang Transparan dan Akuntabel di kantor Gubernur Kalteng, Palangkaraya, Selasa (13/12/2016).
Sugianto mengakui, menciptakan keterbukaan bukan pekerjaan enteng. Tapi, dia yakin semua bisa terwujud bila semua pemangku kepentingan di Kalteng punya niat yang sama.
Dia prihatin, angka kemiskinan di Kalteng cukup tinggi. Aliran listrik saja masih sering terputus. Padahal, Kalteng punya sumber daya alam melimpah. Di sektor pertambangan, misalnya.
Tapi, menurut dia, ya itu tadi, tidak adanya keterbukaan penggunaan anggaran membuat peluang rakyat menikmati sebesar-besarnya manfaat dari kekayaan alam mereka menipis. Nah, ini yang Sugianto akan ubah.
"Jangan takut kalau kita punya niat lurus. Tak boleh ada setetes pun uang rakyat yang hilang," Sugianto bertekad.
Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan KPK Wawan Wardiana menyambut baik upaya Sugianto membuka seluasnya akses terhadap anggaran Pemprov Kalteng. Itu selurus dengan program lembaga antirasuah buat mencegah korupsi.
Wawan berharap Kalteng juga bisa belajar dari banyak daerah yang sudah lebih dulu menerapkan sistem keterbukaan informasi. Misalnya, e-planning di Surabaya, atau Program Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Sidoarjo, Denpasar, atau Kota Bogor.
"PTSP tingkat provinsi, Jawa Barat sudah berbasis elektronik," kata Wawan.
medcom.id, Palangkaraya: Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran mau anggaran Kalteng bisa dilihat siapa saja. Semua penggunaan anggaran, harus transparan dan dibuat terang benderang.
"Tidak ada lagi yang harus ditutup-tutupi," kata Sugianto saat
lauching Reformasi Sistem Perencanaan dan Pelaksanaan APBD serta Pelayanan Publik yang Transparan dan Akuntabel di kantor Gubernur Kalteng, Palangkaraya, Selasa (13/12/2016).
Sugianto mengakui, menciptakan keterbukaan bukan pekerjaan enteng. Tapi, dia yakin semua bisa terwujud bila semua pemangku kepentingan di Kalteng punya niat yang sama.
Dia prihatin, angka kemiskinan di Kalteng cukup tinggi. Aliran listrik saja masih sering terputus. Padahal, Kalteng punya sumber daya alam melimpah. Di sektor pertambangan, misalnya.
Tapi, menurut dia, ya itu tadi, tidak adanya keterbukaan penggunaan anggaran membuat peluang rakyat menikmati sebesar-besarnya manfaat dari kekayaan alam mereka menipis.
Nah, ini yang Sugianto akan ubah.
"Jangan takut kalau kita punya niat lurus. Tak boleh ada setetes pun uang rakyat yang hilang," Sugianto bertekad.
Direktur Lembaga Penelitian dan Pengembangan KPK Wawan Wardiana menyambut baik upaya Sugianto membuka seluasnya akses terhadap anggaran Pemprov Kalteng. Itu selurus dengan program lembaga antirasuah buat mencegah korupsi.
Wawan berharap Kalteng juga bisa belajar dari banyak daerah yang sudah lebih dulu menerapkan sistem keterbukaan informasi. Misalnya, e-planning di Surabaya, atau Program Terpadu Satu Pintu (PTSP) di Sidoarjo, Denpasar, atau Kota Bogor.
"PTSP tingkat provinsi, Jawa Barat sudah berbasis elektronik," kata Wawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ICH)