Jepara: Penyebarluasan informasi tentang HIV/AIDS ke masyarakat merupakan kunci pencegahan virus mematikan itu. Hal tersebut disampaikan Ketua Yayasan Darma Bhakti Lestari, Lestari Moerdijat, di hadapan relawan Sahabat Lestari.
“Kunci pencegahan diseminasi bukan mengobatinya. Teknis saja tidak cukup, tapi informasi ini yang penting,” ujar Lestari Moerdijat di Jepara, Jawa Tengah, Sabtu, 28 Desember 2019.
Tingginya angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jepara lantaran sejumlah hal. Di antaranya kurangnya desiminasi informasi ke masyarakat. Budaya dan kultur masyarakat yang masih tabu berpengaruh dengan tingginya kasus HIV/AIDS.
“Ada kesan diminta melakukan kegiatan silent. Ini kita perang dan harus kita lawan dan yang kita lawan ini ketidak ketahuan. Saya ingin kampanye besar yang berkampanye kita semua, apa itu HIV,” kata Wakil Ketua MPR itu.
Bila informasi tentang HIV/AIDS dipahami oleh masyarakat, maka pintu masuk untuk terpapar bisa dihindari. Dalam hal ini, Sahabat Lestari ambil bagian untuk memberikan pemahaman itu kepada masyarakat.
“Saya sama sekali tidak terpikir, tiba-tiba di Jepara meledak (angka HIV/AIDS). Tahun 2002 sampai 2004 saya aktif sebagai pioner desiminasi informasi, ternyata di Jepara ada,” ungkap Lestari.
Sahabat Lestari Kabupaten Jepara telah menggandeng 11 kelompok relawan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat berkait HIV/AIDS.
Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, Fakhrudin, mengatakan karyawan perusahaan diharapkan bisa menjadi agen penyampaian informasi tentang bahaya HIV/AIDS. Sebab, selain dari kalangan ibu rumah tangga, pengidap HIV/AIDS di Jepara saat ini didominasi dari kalangan pekerja.
“Tes VCT (voluntary counselling and testing) di kalangan pendidikan dan perusahaan juga harus ditingkatkan,” kata Fakhrudin.
Jepara: Penyebarluasan informasi tentang HIV/AIDS ke masyarakat merupakan kunci pencegahan virus mematikan itu. Hal tersebut disampaikan Ketua Yayasan Darma Bhakti Lestari, Lestari Moerdijat, di hadapan relawan Sahabat Lestari.
“Kunci pencegahan diseminasi bukan mengobatinya. Teknis saja tidak cukup, tapi informasi ini yang penting,” ujar Lestari Moerdijat di Jepara, Jawa Tengah, Sabtu, 28 Desember 2019.
Tingginya angka kasus HIV/AIDS di Kabupaten Jepara lantaran sejumlah hal. Di antaranya kurangnya desiminasi informasi ke masyarakat. Budaya dan kultur masyarakat yang masih tabu berpengaruh dengan tingginya kasus HIV/AIDS.
“Ada kesan diminta melakukan kegiatan
silent. Ini kita perang dan harus kita lawan dan yang kita lawan ini ketidak ketahuan. Saya ingin kampanye besar yang berkampanye kita semua, apa itu HIV,” kata Wakil Ketua MPR itu.
Bila informasi tentang HIV/AIDS dipahami oleh masyarakat, maka pintu masuk untuk terpapar bisa dihindari. Dalam hal ini, Sahabat Lestari ambil bagian untuk memberikan pemahaman itu kepada masyarakat.
“Saya sama sekali tidak terpikir, tiba-tiba di Jepara meledak (angka HIV/AIDS). Tahun 2002 sampai 2004 saya aktif sebagai pioner desiminasi informasi, ternyata di Jepara ada,” ungkap Lestari.
Sahabat Lestari Kabupaten Jepara telah menggandeng 11 kelompok relawan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat berkait HIV/AIDS.
Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV/AIDS, Fakhrudin, mengatakan karyawan perusahaan diharapkan bisa menjadi agen penyampaian informasi tentang bahaya HIV/AIDS. Sebab, selain dari kalangan ibu rumah tangga, pengidap HIV/AIDS di Jepara saat ini didominasi dari kalangan pekerja.
“Tes VCT (
voluntary counselling and testing) di kalangan pendidikan dan perusahaan juga harus ditingkatkan,” kata Fakhrudin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)