Drg. Romi Syofpa Ismael menangis saat berbincang dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo di Jakarta, Rabu (31/7/2019). Romi yang sebelumnya gagal lolos CPNS meski menduduki peringkat pertama saat tes di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat
Drg. Romi Syofpa Ismael menangis saat berbincang dengan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo di Jakarta, Rabu (31/7/2019). Romi yang sebelumnya gagal lolos CPNS meski menduduki peringkat pertama saat tes di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat

Akhir Nestapa Dokter Gigi Difabel

Insi Nantika Jelita • 01 Agustus 2019 08:54
Jakarta: Dengan menggunakan kursi roda, dokter gigi (drg) Romi Syofpa Ismael menemui Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo untuk mengadukan penganuliran kelulusan calon pegawai negeri sipil (CPNS)-nya.
 
Romi tidak sendiri. Lulusan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah, Padang, ini didampingi suami tercinta, anggota Komisi VIII DPR Rieke Diah Pitaloka, pengacara Romi yang Direktur LBH Padang, Wendra Rona Putra dan perwakilan Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg Ahmad Syaukani. Mereka tiba di Kemendagri sekitar pukul 11.30 WIB, menuju ruang tunggu, sebelum ditemui Mendagri. Tak lama kemudian, Mendagri Tjahjo Kumolo menerima drg Romi di ruangannya.
 
Di hadapan Mendagri, Romi menjelaskan pengalaman pahit yang menimpanya. Pemerintah Kabupaten Solok Selatan, kata dia, mencoret namanya dalam seleksi CPNS 2018. Padahal, ia meraih ranking pertama.

Romi dinyatakan tidak lulus di Formasi Umum CPNS 2018 untuk jabatan dokter gigi ahli pertama dengan penempatan di Puskesmas Talunan, Solok Selatan, Sumbar. Alasan Pemkab Solsel mencoret nama Romi karena tidak sehat lantaran difabel alias penyandang disabilitas.
 
Pencoretan itu bak petir di siang bolong. Padahal, sebelum ikut tes CPNS, Romi mengabdi sebagai dokter honorer di poli gigi Puskesmas Talunan Kecamatan Sangir Balai Janggo, Solok Selatan pada 2015. Setelah itu, dia diangkat menjadi pekerja tidak tetap (PTT) Kementerian Kesehatan. Penganuliran Romi pun memunculkan konflik yang meluas.
 
Pada 2016, Romi mengalami paraplegia seusai melahirkan, yakni kondisi menurunnya fungsi motorik atau sensorik dari gerak sebagian tubuh. Kedua tungkai kaki Romi lemah.
 
Alhasil, dia harus beraktivitas sehari-hari di atas kursi roda. Meski demikian, Romi tetap mengabdi dengan lancar di Puskesmas Talunan.
 
Gayung bersambut, Mendagri meminta Romi tidak putus berjuang dalam mengabdi kepada masyarakat. "Tenaga Ibu dibutuhkan dan secara kompetensi fisik dan keilmuan juga bisa," kata Tjahjo saat menerima Romi di kantor Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, kemarin.
 
Tjahjo memastikan Romi akan masuk CPNS tahun 2019. Bukan untuk formasi berikutnya. "Tahun ini masuk ya, tahun 2019. Kalau menunggu formasi berikutnya lama," pungkasnya.
 
Di tempat yang sama, Plt Dirjen Otonomi Daerah, Akmal Malik, mengatakan pihaknya berkomunikasi dengan pemda setempat untuk membuat formasi dengan Menpan-Rebiro.
 
"Kami sudah berkomunikasi dengan pihak Gubernur, Bupati Solok juga sudah untuk membuka formasi dengan Pak Menpan-Rebiro," ujar Akmal.
 
Romi mengucapkan terima kasih dan apresiasi untuk Mendagri. "Bapak cukup aktif dari awal memberikan dukungan untuk Romi sehingga hari ini Romi ingin bertemu langsung dengan Bapak untuk berterima kasih dan bersilaturahim dengan Bapak," ungkapnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan