Malang: Muhammad Rian Dwi Cahyono, 22, merupakan salah satu suporter Arema FC atau Aremania, yang menonton langsung pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Ia juga menjadi korban dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan tersebut.
Akibat tragedi itu, Rian mengalami patah di lengan kanannya. Ia kini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Saat ditemui, Rian bercerita, ia berangkat dari Kademangan, Kabupaten Blitar, ke Stadion Kanjuruhan untuk menyaksikan pertandingan Derby Jatim tersebut. Ia pergi bersama seorang kawan mengendarai sepeda motor.
"Naik motor, berdua sama kawan saya, ke stadion. Sekarang saya tidak tahu kawan saya dimana, belum ketemu," katanya saat ditemui di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Di dalam stadion, Rian duduk di tribun 9 dekat papan skor. Awalnya, saat pertandingan usai, Rian berencana untuk ikut turun ke lapangan bersama suporter lainnya. Saat itu, ia berencana melayangkan protes kepada tim kesayangannya yang baru saja menelan kekalahan atas tim tamu dengan skor 2-3.
"Waktu itu mau ikut turun cuma ingin protes aja, biar mereka menjadi lebih baik lagi, jangan kayak gini," ungkapnya.
Saat hendak turun ke lapangan, Rian mengaku terkena gas air mata. Ia pun mengurungkan niat turun ke lapangan dan segera berlari keluar dari dalam stadion. Namun di saat itu, justru ia terjatuh dari atas tribun.
"Pas lari waktu mau keluar dari stadion, waktu mau turun jatuh, kena gas air mata. Bukan cuma di dalam saja, di luar juga penuh gas air mata, di warung semua juga ditembaki semuanya, saya sesak. Alhamdulillah sekarang sudah mendingan tapi masih sakit," terangnya.
Rian pun berharap kejadian serupa tak terulang kembali. Ia mengaku kasihan dengan teman-teman sesama suporter yang menjadi korban hingga meregang nyawa.
"Kasihan teman-teman kami, kami semua dipukul mundur, ditendang, dipukul, banyak sekali teman-teman kami kehilangan nyawa karena petugas yang enggak memanusiakan. Kami kecewa banget atas tindakannya, nyawa sudah tersia-sia, kami sudah kehilangan banyak teman, banyak kawan, kami rindu Arema yang dulu," ungkapnya.
Malang: Muhammad Rian Dwi Cahyono, 22, merupakan salah satu suporter Arema FC atau Aremania, yang menonton langsung
pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam, 1 Oktober 2022. Ia juga menjadi korban dalam Tragedi Stadion Kanjuruhan tersebut.
Akibat tragedi itu, Rian mengalami patah di lengan kanannya. Ia kini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Saat ditemui, Rian bercerita, ia berangkat dari Kademangan, Kabupaten Blitar, ke Stadion Kanjuruhan untuk menyaksikan
pertandingan Derby Jatim tersebut. Ia pergi bersama seorang kawan mengendarai sepeda motor.
"Naik motor, berdua sama kawan saya, ke stadion. Sekarang saya tidak tahu kawan saya dimana, belum ketemu," katanya saat ditemui di RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Di dalam stadion, Rian duduk di tribun 9 dekat papan skor. Awalnya, saat pertandingan usai, Rian berencana untuk ikut turun ke lapangan bersama suporter lainnya. Saat itu, ia berencana melayangkan protes kepada tim kesayangannya yang baru saja menelan kekalahan atas tim tamu dengan skor 2-3.
"Waktu itu mau ikut turun cuma ingin protes aja, biar mereka menjadi lebih baik lagi, jangan kayak gini," ungkapnya.
Saat hendak turun ke lapangan, Rian mengaku terkena gas air mata. Ia pun mengurungkan niat turun ke lapangan dan segera berlari keluar dari dalam stadion. Namun di saat itu, justru ia terjatuh dari atas tribun.
"Pas lari waktu mau keluar dari stadion,
waktu mau turun jatuh, kena gas air mata. Bukan cuma di dalam saja, di luar juga penuh gas air mata, di warung semua juga ditembaki semuanya, saya sesak. Alhamdulillah sekarang sudah mendingan tapi masih sakit," terangnya.
Rian pun berharap kejadian serupa tak terulang kembali. Ia mengaku kasihan dengan teman-teman sesama suporter yang menjadi korban hingga meregang nyawa.
"Kasihan
teman-teman kami, kami semua dipukul mundur, ditendang, dipukul, banyak sekali teman-teman kami kehilangan nyawa karena petugas yang enggak memanusiakan. Kami kecewa banget atas tindakannya, nyawa sudah tersia-sia, kami sudah kehilangan banyak teman, banyak kawan, kami rindu Arema yang dulu," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MEL)