Setiap lagu dari Jawa Tengah ini juga memiliki keunikannya tersendiri, baik dari segi melodi, instrumen, lirik, hingga makna. Ilustrasi: Pixabay
Setiap lagu dari Jawa Tengah ini juga memiliki keunikannya tersendiri, baik dari segi melodi, instrumen, lirik, hingga makna. Ilustrasi: Pixabay

10 Lagu Daerah Jawa Tengah yang Familiar di Telinga, Disertai Lirik dan Makna

Medcom • 27 Desember 2022 20:49
Jakarta: Jawa Tengah memiliki berbagai lagu daerah yang populer di telingan masyarakat Indonesia. Setiap lagu dari daerah ini juga memiliki keunikannya tersendiri, baik dari segi melodi, instrumen, lirik, hingga makna.
 
Biasanya, lagu daerah mengambil tema kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Selain itu, secara umum lagu daerah Indonesia memiliki lirik dari bahasa daerah tersebut. 
 
Dilansir dari laman Gramedia berikut lagu daerah Jawa Tengah beserta makna yang terkandung:

1. Cublak-cublak Suweng

Cublak-cublak suweng
Suwenge ting gelenter
Mambu ketundung gudhel
Pak Empong lerak-lerek
Sopo ngguyu ndelekakhe
 
Sir-sir pong dele kopong
Sir-sir pong dele kopong


Makna:
Makna dari lirik lagu yang terkandung dalam lagu Cublak-cublak Suweng adalah untuk mencari harta jangan hanya menuruti hawa nafsu. Pundi di dunia harus dicari dengan hati nurani yang begitu bersih.
 
Dengan begitu, sang pencari harta akan merasa lebih mudah untuk mencari kebahagiaan. Mereka juga tidak akan mudah tersesat hingga lupa akan akhirat.

2. Dondong Opo Salak

Dondong opo salak
Duku cilik-cilik
Ngandhong opo mbecak
Mlaku thimik-thimik
Adi ndherek ibu
Tindhak menyang pasar
Ora pareng rewel
Ora pareng nakal
Mengko ibu mesti
Mundhut oleh-oleh
Kacang karo roti
Adi diparingi

 
Makna:
Lagu ini bercerita tentang 3 karakter manusia yang diilustrasikan seperti buah kedondong, salak, dan duku. Kedondong sebagai karakter di luar halus tapi hati berduri, salak dengan karakter di luar kasar namun berhati lembut, serta duku sebagai karakter luar dan dalam sama-sama halus.
 
Lagu daerah Dondong Opo Salak memiliki pengguaan bahasa yang cukup lugas, tak berbelit-belit serta mudah untuk dipahami secara tekstural khas lagu anak-anak.

3. Ilir Ilir

Lir-ilir, lir-ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh penganten anyar
Cah angon, cah angon
Penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno
Kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro, dodotiro
Kumitir bedah ing pinggir
Dondomono lumatono
Konggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung padang kalangane
Yo surako, surak hiyo

 
Makna:
Ilir-ilir menjadi salah satu tembang khas Jawa yang menggunakan lirik atau kata perumpamaan di dalamnya. Sunan Kalijaga disebut menciptakan tembang IIir-Ilir untuk mengajak masyarakat Jawa agar bisa mengimami, memelukm dan juga mengamalkan Islam dengan perlahan-lahan.
 
4. Gundul-gundul Pacul
Gundul-gundul pacul cul gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
 
Gundul-gundul pacul cul gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak ratan
Wakul ngglimpang segane dadi sak rattan

 
Makna:
Gundul-gundul Pacul memiliki lirik yang begitu bermakna. Secara garis besar, setiap lirik yang ada di dalam lagu tersebut memiliki nasihat terhadap para pemimpin agar bisa senantiasa amanah dalam menjalankan jabatannya serta menyetarakan rakyatnya.

4. Padhang Wulan

Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba
Padhang wulan padhange kaya rina
Rembulane e sing awe-awe
Ngelingake aja padha turu sore
Yo ‘pra kanca dolanan ing jaba
Rame-rame kene akeh kancane
Langite pancen sumebyar rina
Yo padha dolanan sinambi guyonan

 
Makna:
Lagu Padhang Wulan memiliki isi suatu ajakan untuk meramaikan malam bulan purnama dengan bermain bersama teman. Secara filosofis, Padhang Wulan bermakna sebagai ajakan untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas pemberian malam yang begitu indah.

6. Turi-turi Putih

Cemleret tiba nyemplung
Mbok kiro kembange apa,
 
Mbok kiro – Mbok kiro …
Mbok kiro kembange apa,
 
Kembang-kembang tebu …
Kembang tebu cacahe pitu
Kembang-kembang tebu …
Kembang tebu cacahe pitu
 
Kang mituhu marang guru
Ben lakune ora kliru
 
Mbok kiro – Mbok kiro …
Mbok kiro kembange apa,
 
Kembang-kembang jambe
Kembang jambe di ronce-ronce
Kembang-kembang jambe
Kembang jambe di ronce-ronce
 
Rungokno pituture
Ben ra getun tembe mburine
 
Mbok kiro – Mbok kiro …
Mbok kiro kembange apa,
 
Kembang-kembang waru …
Kembang waru di wiru-wiru
Kembang-kembang waru …
Kembang waru di wiru-wiru
 
Opo to tegese guru
Digugu ugo di tiru
 
Mbok kiro – Mbok kiro …
Mbok kiro kembange apa

 
Makna:
Lagu Turi-turi Putih memberikan sebuah gambaran tentang kearifan serta kesadaran akan kehidupan dan kematian. Lagu ini ditujukan kepada murid yang menuntut ilmu dan guru yang sedang memberikan pembelajaran.
 
Lagu Turi-turi Putih memiliki pesan kepada agar murid selalu senantiasa mengikuti apa yang disampaikan oleh guru. Terutama nasihat soal agama serta moral agar tidak tersesat dalam menjalani kehidupan.
 
Baca: Kumpulan Lagu Bertema Guru, Cocok untuk Dinyanyikan saat Hari Guru
 

7. Sluku-sluku Bathok

Sluku-sluku bathok
Bathoke ela-elo
Si Rama menyang Solo
Leh olehe payung mutho
Mak jentit lho-lho lobah
Wong mati ora obah
Yen obah medeni bocah
Yen urip goleka duwit
 
Makna:
Sluku-sluku Bathok disebuer salah satu karya dari Sunan Kalijaga dengan menggunakan bahasa yang begitu sederhana dan terkesan selayaknya lagu anak-anak. Namun, Sluku-sluku Bathok membawa pesan nilai agama yang mudah dipahami.

8. Suwe Ora Jamu

Suwe ora jamu
Jamu godhong tela
Suwe ora ketemu
Ketemu pisan gawe gela
 
Suwe ora jamu
Jamu sogo thunteng
Suwe ora ketemu
Temu pisan atine seneng
 
Suwe ora jamu
Jamu godhong bunder
Suwe ora ketemu
Temu pisan tambah pinter

 
Makna:
Suwe Ora Jamu merupakan salah satu lagu daerah Jawa Tengah yang diciptakan oleh RC Hardjosubroto. Lagu ini menceritakan pertemuan seseorang dan sahabat setelah sekian lama tapi berujung kekecewaan.
 
Suwe Ora Jamu memberikan pelajaran jika hidup ini belum tentu berjalan sesuai rencana.
 
9. Gambang Suling
Gambang suling, ngumandhang swarané
Thulat-thulit, kepénak uniné
Uuuuniné mung
Nreyuhaké ba-
Reng lan kentrung ke-
Tipung suling, sigrak kendhangané

 
Makna:
Gambang Suling diciptakan Ki Narto Sabdo. Konon, Gambang Suling sebagai ungkapan rasa kagumnya terhadap alat musik seruling yang bisa menghasilkan suara khas yang begitu indah.
 
Lagu ini mengajarkan bagaimana hal-hal sederhana bisa memberi pelajaran dan kekaguman.
 
10. Jaranan
Jaranan jaranan jarane jaran teji
Sing numpak doro behi
Sing ngiring para mentri
Jrek jrek nong
Jrek jrek gong jrej e jrek
Turut lurung gedebuk krincing
Gedebuk krincing
Thak thak gedebuk jeder

 
Makna:
Jaranan diciptakan oleh Ki Hadi Sukatno. Jaranan menceritakan pertunjukan tradisional di Jawa.
 
Jaranan mengajarkan anak-anak untuk bisa saling menghormati dan tunduk kepada orang yang lebih tua. Jaranan juga mengajak manusia saling menyayangi antara satu dengan yang lain tanpa melihat perbedaan,
 
Itulah beberapa contoh lagu daerah Jawa Tengah yang terus populer sampai saat ini. Dengan mengetahui serta mengenalkan lagu-lagu daerah ini kepada anak-anak, Sobat Medcom juga sudah melestarikan kekayaan budaya Indonesia. (Eka Putri Wahyuni)
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan