Pasutri di Sidoarjo Rebutan Kursi Kepala Desa
Syaikhul Hadi • 20 Desember 2020 15:29
Sidoarjo: Warga Desa Pertapan Maduretno, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Jawa Timur, tampak antusias mengikuti gelaran pemilihan kepala desa (pilkades). Pasalnya, dua calon kepala desa merupakan pasangan suami istri, yakni nomor urut 1 Heru Sutiyo dan calon nomor urut 2 adalah Siti Nur Hayati.
Sama seperti pemilihan kepala daerah (pilkada) pada Rabu, 9 Desember 2020. warga dapat menggunakan hak pilihnya dengan syarat menggunakan protokol kesehatan. Seperti menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak.
"Pemilihan Kepala Desa sangat diminati warga. Sebab menentukan masa depan desa setempat," ujar Sekdes Pertapan Maduretno, Herviya Zulfa, Minggu, 20 Desember 2020.
Baca: Pemkab Bekasi Tambah TPS untuk Pilkades Serentak 2020
Zulva menjelaskan, sejak dibukanya TPS, warga sudah terlihat mengantre untuk memberikan hak suara terhadap calon kades yang diidamkan. Terbukti hingga pukul 10.30 WIB, dari jumlah total sebanyak 3.298 DPT, surat suara tercoblos mencapai 90 persen.
"Terus terang, tingkat antusiasme masyarakat pada Pilkades hari ini lebih terlihat dibanding pemilihan kemarin," tegasnya.
Pihaknya sudah mewanti-wanti agar tetap mengedepankan protokol kesehatan. Mengingat, kondisi dan situasi pandemi covid-19.
"Di desa ini ada sekitar 7 TPS yang kami sediakan, dan semuanya sudah menerapkan protokol kesehatan,” terangnya.
Sementara itu, menurut warga setempat, Karyoto, Heru merupakan calon incumbent. Dia mengaku menginginkan Heru kembali memimpin desanya.
"Karena periode lalu, kami sudah merasakan langsung bagaimana pak Heru melayani masyarakat. Beliau lebih mementingkan warga, bantuan-bantuan dari pemerintah pusat pun sampai ke warga," kata Karyoto.
Baca: Warga Tak Pakai Masker Dilarang Nyoblos Pilkades
Sementara itu, Sumini, 50, rela berjalan sembari menggunakan tongkat untuk meramaikan kontestasi pilkades. "Senang sekali (nyoblos). Pelayanannya ramah, semoga kedepan menjadi lebih baik lagi," singkat Sumini.
Rival Heru, Siti Nur Hayati mengaku akan tetap melanjutkan program yang dijalankan suaminya jika nantinya terpilih sebagai Kepala Desa. Menurutnya, seorang ibu tidak hanya bisa mengurus rumah tangga, melainkan mengasah kemampuan dibidang lainnya. Seperti pemberdayaan masyarakat melalui UMKM, koperasi dan lain sebagainya.
"Bahkan ada beberapa kerajinan di sini yang sudah masuk ekspor. Seperti kerajinan tas (kulit), pembuatan kue, jamu dan lain-lain," Jelasnya.
Pihaknya sudah mewanti-wanti agar tetap mengedepankan protokol kesehatan. Mengingat, kondisi dan situasi pandemi covid-19.
"Di desa ini ada sekitar 7 TPS yang kami sediakan, dan semuanya sudah menerapkan protokol kesehatan,” terangnya.
Sementara itu, menurut warga setempat, Karyoto, Heru merupakan calon incumbent. Dia mengaku menginginkan Heru kembali memimpin desanya.
"Karena periode lalu, kami sudah merasakan langsung bagaimana pak Heru melayani masyarakat. Beliau lebih mementingkan warga, bantuan-bantuan dari pemerintah pusat pun sampai ke warga," kata Karyoto.
Baca: Warga Tak Pakai Masker Dilarang Nyoblos Pilkades
Sementara itu, Sumini, 50, rela berjalan sembari menggunakan tongkat untuk meramaikan kontestasi pilkades. "Senang sekali (nyoblos). Pelayanannya ramah, semoga kedepan menjadi lebih baik lagi," singkat Sumini.
Rival Heru, Siti Nur Hayati mengaku akan tetap melanjutkan program yang dijalankan suaminya jika nantinya terpilih sebagai Kepala Desa. Menurutnya, seorang ibu tidak hanya bisa mengurus rumah tangga, melainkan mengasah kemampuan dibidang lainnya. Seperti pemberdayaan masyarakat melalui UMKM, koperasi dan lain sebagainya.
"Bahkan ada beberapa kerajinan di sini yang sudah masuk ekspor. Seperti kerajinan tas (kulit), pembuatan kue, jamu dan lain-lain," Jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)
