medcom.id, Denpasar: Peristiwa tak mengenakkan terjadi saat Hamida dan Rosidi hendak membawa jenazah putri kandungnya, Angeline, keluar dari RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Yaitu, proses administrasi pelepasan jenazah belum tuntas, termasuk biaya peti matinya.
"Ada uang Rp1,4 juta atau tidak untuk bayar peti mati," kata seorang pria yang berteriak setelah keluar dari kamar jenazah, Selasa (16/6/2015).
(Peti jenazah Angeline dimasukkan ke ambulans yang akan mengantarnya ke peristirahatan terakhir di Banyuwangi, Jawa Timur, MI/ Arnoldus Dhae)
Tak hanya itu, plastik dan spon untuk kebutuhan pemulangan jenazah pun belum siap. Sehingga anggota Ikatan Keluarga Besar Banyuwangi (Ikawangi) yang berada di sekitar rumah sakit pun berinisiatif membayar peti mati serta kebutuhan jenazah.
Padahal sebelumnya, sejumlah pejabat memastikan akan mengurusi segala kebutuhan jenazah. Namun, persiapannya belum matang dan beberapa kebutuhan jenazah belum dibayar.
Kondisi itu yang mengakibatkan jadwal pemulangan jenazah terlambat. Hingga akhirnya, pada pukul 15.45 Wita, jenazah keluar dari RSUP Sanglah. Peti jenazah berwarna cokelat dimasukkan ke ambulans milik Ikawangi.
Ambulans dan iring-iringan kendaraan pun berjalan menuju Pelabuhan Gilimanuk. Orangtua kandung Angeline turut dalam iring-iringan tersebut. Mereka membawa pulang Angeline menuju peristirahatan terakhirnya di Banyuwangi, Jawa Timur.
medcom.id, Denpasar: Peristiwa tak mengenakkan terjadi saat Hamida dan Rosidi hendak membawa jenazah putri kandungnya, Angeline, keluar dari RSUP Sanglah, Denpasar, Bali. Yaitu, proses administrasi pelepasan jenazah belum tuntas, termasuk biaya peti matinya.
"Ada uang Rp1,4 juta atau tidak untuk bayar peti mati," kata seorang pria yang berteriak setelah keluar dari kamar jenazah, Selasa (16/6/2015).
(Peti jenazah Angeline dimasukkan ke ambulans yang akan mengantarnya ke peristirahatan terakhir di Banyuwangi, Jawa Timur, MI/ Arnoldus Dhae)
Tak hanya itu, plastik dan spon untuk kebutuhan pemulangan jenazah pun belum siap. Sehingga anggota Ikatan Keluarga Besar Banyuwangi (Ikawangi) yang berada di sekitar rumah sakit pun berinisiatif membayar peti mati serta kebutuhan jenazah.
Padahal sebelumnya, sejumlah pejabat memastikan akan mengurusi segala kebutuhan jenazah. Namun, persiapannya belum matang dan beberapa kebutuhan jenazah belum dibayar.
Kondisi itu yang mengakibatkan jadwal pemulangan jenazah terlambat. Hingga akhirnya, pada pukul 15.45 Wita, jenazah keluar dari RSUP Sanglah. Peti jenazah berwarna cokelat dimasukkan ke ambulans milik Ikawangi.
Ambulans dan iring-iringan kendaraan pun berjalan menuju Pelabuhan Gilimanuk. Orangtua kandung Angeline turut dalam iring-iringan tersebut. Mereka membawa pulang Angeline menuju peristirahatan terakhirnya di Banyuwangi, Jawa Timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(RRN)