Kupang: Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga mewaspadai potensi meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Potensi ini terjadi selama sepekan ke depan.
"Pada umumnya wilayah NTT telah berada pada musim kemarau dengan suhu yang terik dan panas sehingga berpotensi memicu meluasnya karhutla," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Selasa, 31 Mei 2022.
Agung menjelaskan posisi matahari saat ini berada di belahan bumi utara dan wilayah NTT telah berada pada periode musim kemarau. Fenomena gelombang atmosfer atau Madden Julian Oscillation (MJO) juga berada di Kuadran 6 (W. Pacific),
Sehingga kurang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia termasuk NTT.
"Kondisi periode musim kemarau ini perlu diantisipasi karena rawan terjadinya karhutla," ujarnya.
Baca: Ogah Pakai Pawang Hujan, Begini Cara Formula E Jakarta Antisipasi Cuaca Ekstrem
Di daerah rawan karhutla, kondisi alang-alang atau dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan mudah terbakar. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan titik api di area terbuka yang terdapat rumput atau dedaunan kering.
Agung mengatakan munculnya karhutla umumnya terjadi akibat aktivitas manusia baik disengaja maupun tidak. Seperti membuka lahan pertanian atau perkebunan dengan cara membakar, membuang puntung rokok di tumpukan rumput atau daun kering.
"Oleh karena itu, kami imbau warga agar menghindari kegiatan seperti ini karena dapat memicu munculnya titik api yang dapat meluas dengan cepat, apalagi dengan adanya angin kencang yang bersifat kering saat musim kemarau," ucapnya.
Kupang: Stasiun Meteorologi El Tari Kupang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) mengimbau warga mewaspadai potensi meluasnya kebakaran hutan dan lahan (
karhutla) di Nusa Tenggara Timur (NTT). Potensi ini terjadi selama sepekan ke depan.
"Pada umumnya wilayah NTT telah berada pada
musim kemarau dengan suhu yang terik dan panas sehingga berpotensi memicu meluasnya karhutla," kata Kepala Stasiun Meteorologi El Tari Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Selasa, 31 Mei 2022.
Agung menjelaskan posisi matahari saat ini berada di belahan bumi utara dan wilayah NTT telah berada pada periode musim kemarau. Fenomena gelombang atmosfer atau Madden Julian Oscillation (MJO) juga berada di Kuadran 6 (W. Pacific),
Sehingga kurang berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia termasuk NTT.
"Kondisi periode musim kemarau ini perlu diantisipasi karena rawan terjadinya karhutla," ujarnya.
Baca:
Ogah Pakai Pawang Hujan, Begini Cara Formula E Jakarta Antisipasi Cuaca Ekstrem
Di daerah rawan karhutla, kondisi alang-alang atau dedaunan yang biasanya menutupi lantai hutan dalam kondisi sangat kering dan mudah terbakar. Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas yang menimbulkan titik api di area terbuka yang terdapat rumput atau dedaunan kering.
Agung mengatakan munculnya karhutla umumnya terjadi akibat aktivitas manusia baik disengaja maupun tidak. Seperti membuka lahan pertanian atau perkebunan dengan cara membakar, membuang puntung rokok di tumpukan rumput atau daun kering.
"Oleh karena itu, kami imbau warga agar menghindari kegiatan seperti ini karena dapat memicu munculnya titik api yang dapat meluas dengan cepat, apalagi dengan adanya angin kencang yang bersifat kering saat musim kemarau," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)