Tradisi padusan jelang Ramadan 2022. (Instagram/purbalinggaku)
Tradisi padusan jelang Ramadan 2022. (Instagram/purbalinggaku)

Padusan Tradisi Mandi Bersama Masyarakat Jawa untuk Menyucikan Diri Jelang Ramadan

Inibaru • 28 Maret 2022 09:30
Klaten: Datangnya bulan Ramadan pasti disambut dengan meriah di Indonesia dengan berbagai macam tradisi dan ritual. Salah satunya masyarakat Jawa Tengah dan Yogyakarta melakukan tradisi padusan alias berendam atau mandi di kedung, kolam, dan sumber air lainnya.
 
Menilik dari sisi budaya, padusan berasal dari Bahasa Jawa adus yang artinya adalah mandi. Tradisi ini dilakukan sehari sebelum bulan Puasa dimulai, maka padusan bisa dianggap sebagai cara orang-orang Jawa menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah selama Ramadan.
 
Lantaran mandi bersama lintas gender, selama padusan tidak perlu buka baju sebagaimana mandi biasa di rumah. 

Awalnya, padusan dilakukan secara sendiri-sendiri di tempat yang sepi. Namun, karena perkembangan populasi sekaligus terbatasnya sumber air, maka padusan kini lebih sering dilakukan berjamaah. 
 
Baca: Mengenal Kuramasan Ritual Mandi Bersama Jelang Ramadan di Kampung Adat Miduana Cianjur
 
Ada sejumlah tempat wisata yang biasanya jadi tujuan masyarakat untuk melakukan padusan. Di Jawa Tengah misalnya, Umbul Manten, Umbul Ponggok, Umbul Cokro, Umbul Nilo, dan tempat-tempat wisata air populer lainnya pasti sangat ramai sehari sebelum Ramadan. Sementara itu, di Yogyakarta, padusan tidak hanya dilakukan di kolam atau mata air, melainkan di pantai-pantai. 
 
Sayangnya, tidak semua wilayah mengizinkan tradisi padusan dilakukan tahun ini. Salah satu daerah yang melarangnya adalah Pemerintah Kabupaten Klaten. Sejak Senin, 21 Maret Pemkab sudah mengeluarkan larangannya adanya ritual padusan karena pandemi covid-19 belum selesai.
 
“Sudah saya terbitkan SE Sekda terkait pelaksanaan kegiatan seni budaya di bulan puasa di masa covid-19 ini. Padusan ditiadakan,” ungkap Pj Sekda Klaten Jajang Prihono. 
 
Meski begitu, objek wisata air yang jadi langganan padusan seperti Umbul Ponggok tidak ditutup. Jajang juga tidak melarang masyarakat melakukan padusan, melainkan hanya meminta objek wisata tersebut tidak membukanya khusus untuk tradisi tersebut.
 
“Objek wisata air tidak ditutup tapi diatur. Jadi, tetap buka tapi tidak khusus dalam rangka padusan,” terangnya.
 
Beda wilayah, beda pula aturannya. Boyolali tetap membolehkan padusan, meski tentu saja masyarakat diminta menjaga protokol kesehatan. Selain itu, objek wisata air diminta membatasi kapasitas maksimal 50 persen saja.
 
“Kegiatan itu (padusan) boleh-boleh saja, tapi disesuaikan dengan Instruksi Bupati Nomor 11 tahun 2022 tentang perpanjangan PPKM Level 3 dalam penanganan covid-19 di Kabupaten Boyolali, ungkap Sekretaris Daerah Boyolali Masruri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan