ilustrasi-freepik
ilustrasi-freepik

Tipping Fee PSEL Pengolahan Sampah di Kota Tangerang Rp310 Ribu per Ton

Hendrik Simorangkir • 10 Maret 2022 15:40
Tangerang: Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang berharap adanya bantuan dari Pemerintah Pusat terkait pembiayaan tipping fee pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL) berbasis teknologi ramah lingkungan.
 
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, mengatakan pembiayaan tipping fee akan mempengaruhi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
 
"Berharap adanya bantuan dari pemerintah pusat, agar Kota Tangerang yang menjadi pintu gerbang Indonesia bisa semakin lebih baik ke depan," kata Arief di Tangerang, Kamis, 10 Maret 2022.

Baca: Anggota Polisi Diduga Tembak Warga di Makassar
 
Sementara Kepala Bidang Tata Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang, Dadang Basuki, mengatakan dalam pengelolaan sampah itu Pemkot Tangerang harus membayar tipping fee sebesar Rp310 ribu per ton sampah yang bersumber anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
 
"Untuk tipping fee semoga dapat dibantu oleh anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN)," jelas Dadang.
 
Dadang menuturkan PSEL di Kota Tangerang akan berlokasi di dua tempat yaitu di TPA Rawa Kucing dan juga di Jatiuwung, dengan kapasitas total pengolahan sampah per hari mencapai 2.100 ton dengan target operasional pada 2024. Secara umum terdapat tiga teknologi yang akan diaplikasikan.
 
"Teknologi tersebut yakni materials recovery facility (MRF), Mesin Pembangkit Listrik, dan Anaerobik digester," ungkapnya.
 
Dadang menjelaskan MRF merupakan mesin pemilahan sampah antara organik dan anorganik. Mesin tersebut, kata Dadang, akan ditempatkan di TPA Rawa Kucing.
 
"Nanti antara organik, anorganik, anorganik nanti juga dipilah-pilah, ada yang plastik, logam, kaleng. Itu nanti ada di rawa kucing. Produknya itu nanti jadi RDF (Refuse-derived fuel)," bebernya.
 
RDF ini merupakan bahan bakar untuk teknologi kedua yakni mesin pembangkit listrik, yang akan ditempatkan di wilayah Kecamatan Jatiuwung. Kemudian teknologi ketiga yakni anaerobik digester (AD), merupakan teknologi yang memanfaatkan proses biologis dimana bahan organik oleh mikroorganisme anaerobik terurai dalam ketiadaan oksigen terlarut
 
"Saat sampah masuk dipilah, ada anorganik dan organik. Yang organiknya itu masuk ke anaerobik digester itu lokasinya masih di TPA Rawa Kucing juga. Itu dibusukkanlah, menghasilkan gas metan, gas metannya ditangkap, di alirkan untuk menjadi listrik," ujarnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan