Jepara: Merebaknya wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, membetot perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Saat ini angka kematian pasien DBD di Jepara menempati peringkat lima nasional.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Eko Cahyo Puspeno, mengatakan saat ini kasus DBD telah mencapai 145 kasus. Kemudian sebanyak 817 tersangka DBD. Lalu angka kematian akibat DBD sebanyak 17.
“Untuk 17 kasus kematian itu, 14 di antaranya merupakan anak-anak dan tiga dewasa. Dengan jumlah tersebut, angka kematian DBD di Jepara ini menempati peringkat lima nasional,” ujar Eko, Senin, 4 Maret 2024.
Tingginya angka kasus dan kematian DBD membuat Kemenkes mesti turun tangan. Kemenkes akan menerjunkan tim untuk melakukan penelitian. Salah satu objek penelitiannya adalah nyamuk yang ada di Bumi Kartini.
“Kemarin sudah ada tim yang turun (ke Jepara) sudah mengambil data-data. Kemudian minggu depan akan turun lagi melakukan penelitian. Salah satu yang akan diteliti nyamuk. Apakah nyamuk di Jepara ini sudah kebal insektisida atau tidak,” kata Eko.
Tren kasus DBD di Bumi Kartini kali ini disinyalir siklus lima tahunan. Sebelumnya, pada tahun 2019 Kabupaten Jepara menjadi lokus nasional penganan DBD.
“Kemudian tahun 2014 juga tinggi. Terus tahun ini tidak seperti tahun 2023 yang kasusnya hanya ada lima. Secara epidemiologi ada siklus lima tahunan,” ungkap Eko.
Jepara: Merebaknya wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, membetot perhatian Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Saat ini angka kematian pasien DBD di Jepara menempati peringkat lima nasional.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Eko Cahyo Puspeno, mengatakan saat ini kasus DBD telah mencapai 145 kasus. Kemudian sebanyak 817 tersangka DBD. Lalu angka kematian akibat DBD sebanyak 17.
“Untuk 17 kasus kematian itu, 14 di antaranya merupakan anak-anak dan tiga dewasa. Dengan jumlah tersebut, angka kematian DBD di Jepara ini menempati peringkat lima nasional,” ujar Eko, Senin, 4 Maret 2024.
Tingginya angka kasus dan kematian DBD membuat Kemenkes mesti turun tangan. Kemenkes akan menerjunkan tim untuk melakukan penelitian. Salah satu objek penelitiannya adalah nyamuk yang ada di Bumi Kartini.
“Kemarin sudah ada tim yang turun (ke Jepara) sudah mengambil data-data. Kemudian minggu depan akan turun lagi melakukan penelitian. Salah satu yang akan diteliti nyamuk. Apakah nyamuk di Jepara ini sudah kebal insektisida atau tidak,” kata Eko.
Tren kasus DBD di Bumi Kartini kali ini disinyalir siklus lima tahunan. Sebelumnya, pada tahun 2019 Kabupaten Jepara menjadi lokus nasional penganan DBD.
“Kemudian tahun 2014 juga tinggi. Terus tahun ini tidak seperti tahun 2023 yang kasusnya hanya ada lima. Secara epidemiologi ada siklus lima tahunan,” ungkap Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)