Makassar: Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan membubutuhkan partisipasi lintas sektor untuk pencegahan gizi buruk atau stunting. Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Rosmini Pandin, mengatakan masalah stunting tidak bisa hanya diselesaikan oleh satu pihak.
"Dalam pemenuhan gizi masyarakat, tentunya harus berkolaborasi dengan lintas sektor terkhusus Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Untuk ketahanan pangan, ada bantuan dari pemerintah dan partisipasi lintas sektor, yang jelas semua harus berpartisipasi," kata Rosmini di Makassar, Sabtu, 14 Januari 2023.
Dia menjelaskan stunting sangat berhubungan dengan asupan gizi. Jika asupan gizi baik maka pertumbuhan dan perkembangan seorang anak akan menjadi normal, begitu pula sebaliknya.
Menurut Rosmini dalam hal pemenuhan asupan gizi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya ketersediaan pangan, tingkat pendidikan atau pengetahuan, hingga sikap ketidakpedulian masyarakat.
"Mungkin karena dia sakit jadi gizinya kurang, atau karena dia tidak mampu (prasejahtera) maka gizinya kurang, atau dia tidak mau memperbaiki asupan gizi karena dia belum mengerti," jelasnya.
Menurut dia prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 27,4 persen, yang berada di atas rata-rata nasional.
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, sasaran percepatan penurunan stunting meliputi balita, ibu hamil, remaja puteri, dan calon pengantin, karena stunting sangat erat kaitannya dengan kejadian anemia pada ibu hamil dan remaja putri.
"Melaksanakan aksi konvergensi secara spesifik dan sensitif menjadi salah satu upaya pencegahan stunting, dengan memberdayakan berbagai pihak. Oleh karena itu, aksi Stop Stunting juga akan terus berlanjut pada 2023," ungkapnya.
Sementara pada upaya lainnya, Dinkes Sulsel terus memastikan pemantauan penimbangan setiap bulan pada anak-anak melalui posyandu.
"Pemantauan lebih ketat lagi, dan sekarang sudah ada orang tua asuh, yang jelas pemanfaatan posyandu, penimbangan setiap bulan sangat penting untuk menekan stunting," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Makassar: Dinas Kesehatan
Sulawesi Selatan membubutuhkan partisipasi lintas sektor untuk pencegahan gizi buruk atau
stunting. Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Rosmini Pandin, mengatakan masalah
stunting tidak bisa hanya diselesaikan oleh satu pihak.
"Dalam pemenuhan gizi masyarakat, tentunya harus berkolaborasi dengan lintas sektor terkhusus Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan. Untuk ketahanan pangan, ada bantuan dari pemerintah dan partisipasi lintas sektor, yang jelas semua harus berpartisipasi," kata Rosmini di Makassar, Sabtu, 14 Januari 2023.
Dia menjelaskan stunting sangat berhubungan dengan asupan gizi. Jika asupan gizi baik maka pertumbuhan dan perkembangan seorang anak akan menjadi normal, begitu pula sebaliknya.
Menurut Rosmini dalam hal pemenuhan asupan gizi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya ketersediaan pangan, tingkat pendidikan atau pengetahuan, hingga sikap ketidakpedulian masyarakat.
"Mungkin karena dia sakit jadi gizinya kurang, atau karena dia tidak mampu (prasejahtera) maka gizinya kurang, atau dia tidak mau memperbaiki asupan gizi karena dia belum mengerti," jelasnya.
Menurut dia prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Selatan mencapai 27,4 persen, yang berada di atas rata-rata nasional.
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, sasaran percepatan penurunan stunting meliputi balita, ibu hamil, remaja puteri, dan calon pengantin, karena stunting sangat erat kaitannya dengan kejadian anemia pada ibu hamil dan remaja putri.
"Melaksanakan aksi konvergensi secara spesifik dan sensitif menjadi salah satu upaya pencegahan stunting, dengan memberdayakan berbagai pihak. Oleh karena itu, aksi Stop Stunting juga akan terus berlanjut pada 2023," ungkapnya.
Sementara pada upaya lainnya, Dinkes Sulsel terus memastikan pemantauan penimbangan setiap bulan pada anak-anak melalui posyandu.
"Pemantauan lebih ketat lagi, dan sekarang sudah ada orang tua asuh, yang jelas pemanfaatan posyandu, penimbangan setiap bulan sangat penting untuk menekan stunting," ujarnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)