Cilacap: Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengajak nelayan di Kabupaten Cilacap untuk memanfaatkan teknologi dan informasi cuaca maritim yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ketika melaut.
Ganjar menilai kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) akan meningkatkan pemahaman nelayan terkait dengan informasi cuaca maritim dari BMKG.
"Bahkan mungkin lebih dari itu, (karena) bukan tidak mungkin ini kita bisa memonitor atau barangkali mengetahui lebih dini dengan ilmu pengetahuan, sehingga kita bisa tahu ikan itu ada di mana, kondisi cuacanya seperti apa, bisa enggak kemudian kita melaut, kira-kira akan bisa dapat tangkapan enggak ya," kata Ganjar saat sambutan virtual melalui zoom, Selasa, 26 Juli 2022.
Ganjar menjelaskan secara multidisiplin hal itu bisa digabungkan karena saat pihaknya berbicara dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dari pihak KKP menyampaikan supaya nelayan jangan disuruh mencari ikan, melainkan diminta untuk menangkap ikan.
Dalam hal ini, kata dia, nelayan diajak memanfaatkan teknologi untuk mencari ikan di laut.
"Dengan demikian fish finder itu bisa digunakan, sehingga (terjadi) efisiensi pengelolaannya di laut, kemudian BBM-nya (bahan bakar minyak) lebih efisien," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, SLCN yang digelar BMKG di Cilacap menjadi begitu penting karena sekarang perubahan cuaca sedang tidak jelas.
"Seperti enggak jelasnya kapan berakhirnya perang Ukraina sama Rusia. Ini sama-sama enggak jelasnya, karena enggak jelas semuanya jadi kebingungan, energi bingung, pangan bingung," ungkapnya.
Dalam konteks sekolah lapang tersebut, Ganjar mengharapkan nelayan bisa jauh lebih tangguh dan ulet.
"Kemudian kalau kita bicara perintah Presiden (Presiden Joko Widodo, red.) untuk menguatkan, sekali lagi menguatkan ketahanan pangan kita sampai daulat pangan kita, maka sebenarnya peran kawan-kawan di dunia kemaritiman wabil khusus nelayan menjadi begitu penting," ujarnya.
Cilacap: Gubernur Jawa Tengah,
Ganjar Pranowo, mengajak
nelayan di Kabupaten Cilacap untuk memanfaatkan teknologi dan informasi cuaca maritim yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (
BMKG) ketika melaut.
Ganjar menilai kegiatan Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) akan meningkatkan pemahaman nelayan terkait dengan informasi cuaca maritim dari BMKG.
"Bahkan mungkin lebih dari itu, (karena) bukan tidak mungkin ini kita bisa memonitor atau barangkali mengetahui lebih dini dengan ilmu pengetahuan, sehingga kita bisa tahu ikan itu ada di mana, kondisi cuacanya seperti apa, bisa enggak kemudian kita melaut, kira-kira akan bisa dapat tangkapan enggak ya," kata Ganjar saat sambutan virtual melalui zoom, Selasa, 26 Juli 2022.
Ganjar menjelaskan secara multidisiplin hal itu bisa digabungkan karena saat pihaknya berbicara dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dari pihak KKP menyampaikan supaya nelayan jangan disuruh mencari ikan, melainkan diminta untuk menangkap ikan.
Dalam hal ini, kata dia, nelayan diajak memanfaatkan teknologi untuk mencari ikan di laut.
"Dengan demikian fish finder itu bisa digunakan, sehingga (terjadi) efisiensi pengelolaannya di laut, kemudian BBM-nya (bahan bakar minyak) lebih efisien," jelasnya.
Oleh karena itu, kata dia, SLCN yang digelar BMKG di Cilacap menjadi begitu penting karena sekarang perubahan cuaca sedang tidak jelas.
"Seperti enggak jelasnya kapan berakhirnya perang Ukraina sama Rusia. Ini sama-sama enggak jelasnya, karena enggak jelas semuanya jadi kebingungan, energi bingung, pangan bingung," ungkapnya.
Dalam konteks sekolah lapang tersebut, Ganjar mengharapkan nelayan bisa jauh lebih tangguh dan ulet.
"Kemudian kalau kita bicara perintah Presiden (Presiden Joko Widodo, red.) untuk menguatkan, sekali lagi menguatkan ketahanan pangan kita sampai daulat pangan kita, maka sebenarnya peran kawan-kawan di dunia kemaritiman wabil khusus nelayan menjadi begitu penting," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)