ilustrasi/Medcom.id
ilustrasi/Medcom.id

Virus Flu Babi Serang 7 Kabupaten di NTT, Pemprov Siapkan Disinfektan

Media Indonesia • 28 Januari 2023 09:32

NTT: Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provins Nusa Tenggara Timur (NTT) Melky Angsar melaporkan bahwa virus African Swin Fever (ASF) telah menyerang ternak babi yang ada di tujuh kabupaten di Nusa Tenggara Timur. Akibatnya, terdapat 253 ekor ternak babi dilaporkan mat mendadak.

Menurut dokter hewan Melky Angsar, virus babi ASF ini telah menyerang wilayah Nusa Tenggara Timur sejak 21 Desember 2022. Virus ini menyebar hingga ke tujuh kabupaten yang ada di NTT.

Untuk itu, ia melaporkan kembali tujuh kabupaten yang terseran virus babi ASF hingga babi mati, yakni Kota Kupang 35 ekor mati, Kabupate Kupang 75 ekor, Kabupaten Sumba Barat 1 ekor, Kabupaten Sumba Barat Daya 2 ekor, Kabupaten Ende 21 ekor, Kabupaten Sikka 44 ekor dan terakhir d Kabupaten Flotim ada sebanyak 33 ekor babi mati.

"Virus babi ini sudah menyerang 7 kabupaten yang ada di Nusa Tenggar Timur. Untuk Sementara ada sebanyak 253 ekor babi dilaporkan mati akiba virus ASF ini," ujar Melky di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggar Timur, Sabtu, 28 Januari 2023.

Untuk melakukan pencegahan agar tidak meluas, pihak Pemprov NTT telah menyediakan 39.200 liter desinfektan yang dibagikan secara gratis kepada para peternak babi. Hal ini untuk mendukung pemulihan sektor Babi di Provinsi NTT.

Baca: Flu Babi Merebak, Disnak NTT: 233 Babi Mati Mendadak

"Kami dari Keswan Provinsi NTT telah menyiapkan 39.200 liter desinfektan yang akan dibagikan secara gratis kepada peternak babi," ungkap Melky.

Selain membagikan ribuan liter desinfektan secara gratis, pihaknya melakukan workshop pencegahan dengan melibatkan seluruh staf kesehatan hewan, termasuk pengusaha ternak babi yang ada di NTT.

Melky menambahkan dibandingkan tahun 2020, jumlah kematian babi kali ini belum sebanding. Hal ini dikarenakan tiga tahun lalu jumlahnya lebih besar lagi karena menyerang hampir semua kabupaten dan kota yang ada di Nusa Tenggara Timur.

Meski begitu, ungkap dia, kasus kematian babi saat ini terbilang masih kecil maka pemerintah dan stakeholder harus cepat tanggap dengan melakukan antisipasi. Penjabat Sekda NTT Johanna Lisapaly telah mengeluarkan surat imbauan tentang kematian babi ini kepada masyarakat yang disampaikan melalui bupati dan wali kota

"Tidak boleh ada pergerakan babi masuk dan keluar dari dan ke Propinsi NTT Kalaupun ada pergerakan, mesti dilakukan pengawasan ketat melalui pemeriksaan laboratorium. Pemerintah sudah keluarkan surat edaran yan diberikan kepada bupati dan wali kota," ujar dia.
?
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id


 
(NUR)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif