Jepara: Hewan ternak yang terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terus bertambah. Saat ini sebanyak 12 hewan ternak dinyatakan positif LSD.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Jepara, Mudhofir, mengatakan upaya pencegahan penularan dan penyerbarlauasan LSD telah dilakukan. Itu seperti mengisolasi hewan ternak yang terjangkit LSD. Serta memberikan obat-obatan pada hewan ternak.
“Awal bulan ini ada lima kasus, tiga di antaranya positif. Saat ini sudah 12 kasus yang tersebar di lima kecamatan. Sebelumnya hanya di tiga kecamatan,” ujar Mudhofir, Selasa, 31 Januari 2023.
Lima ekor hewan ternak yang terjangkit LSD awal bulan ini berada di Kecamatan Kedung, Kecamatan Kembang, dan Kecamatan Batealit. Kini penyebaran virus LSD telah merambah ke Kecamatan Tahunan dan Pakisaji.
“Di Kecamatan Tahunan ada tiga ekor yang positif, terus di Kecamatan Pakisaji juga ada tiga ekor positif LSD,” kata Mudhofir.
Hewan ternak yang terjangkit virus LSD saat ini semuanya sapi. Virus LSD menyebar lewat gigitan vektor seperti lalat penghisap darah. Sapi yang terjangkit LSD mengalami bentol-bentol merata di sekujur tubuh.
“Asal-usulnya dari mana kok bisa sampai sini, itu yang sedang kami dalami. Kalau dibandingkan dengan PMK (penyakit mulut dan kuku), LSD lebih cepat menularnya tapi tingkat kematiannya lebih rendah,” terang dia.
Seperti halnya PMK, ternak usia muda sangat rawan terserang virus LSD. Meskipun terjangkit LSD, daging ternak masih bisa dikonsumsi manusia. Hanya saja kualitas dagingnya menurun dan mengonsumsinya harus lebih berhati-hati.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Jepara: Hewan ternak yang terjangkit virus Lumpy Skin Disease (LSD) di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, terus bertambah. Saat ini
sebanyak 12 hewan ternak dinyatakan positif LSD.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Jepara, Mudhofir, mengatakan upaya pencegahan penularan dan penyerbarlauasan LSD telah dilakukan. Itu seperti mengisolasi hewan ternak yang terjangkit LSD. Serta memberikan obat-obatan pada hewan ternak.
“Awal bulan ini ada lima kasus, tiga di antaranya positif. Saat ini sudah 12 kasus yang tersebar di lima kecamatan. Sebelumnya hanya di tiga kecamatan,” ujar Mudhofir, Selasa, 31 Januari 2023.
Lima ekor hewan ternak yang
terjangkit LSD awal bulan ini berada di Kecamatan Kedung, Kecamatan Kembang, dan Kecamatan Batealit. Kini penyebaran virus LSD telah merambah ke Kecamatan Tahunan dan Pakisaji.
“Di Kecamatan Tahunan ada tiga ekor yang positif, terus di Kecamatan Pakisaji juga ada tiga ekor positif LSD,” kata Mudhofir.
Hewan ternak yang terjangkit virus LSD saat ini semuanya sapi. Virus LSD menyebar lewat gigitan vektor seperti lalat penghisap darah. Sapi yang terjangkit LSD mengalami bentol-bentol merata di sekujur tubuh.
“Asal-usulnya dari mana kok bisa sampai sini, itu yang sedang kami dalami. Kalau dibandingkan dengan PMK (penyakit mulut dan kuku),
LSD lebih cepat menularnya tapi tingkat kematiannya lebih rendah,” terang dia.
Seperti halnya PMK, ternak usia muda sangat rawan terserang virus LSD. Meskipun terjangkit LSD, daging ternak masih bisa dikonsumsi manusia. Hanya saja kualitas dagingnya menurun dan mengonsumsinya harus lebih berhati-hati.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)