Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, di Kantor Arema FC, Kota Malang, Senin 3 Oktober 2022.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, di Kantor Arema FC, Kota Malang, Senin 3 Oktober 2022.

Komnas HAM Bentuk Tim Besar Usut Tragedi Kerusuhan Maut Kanjuruhan

Daviq Umar Al Faruq • 03 Oktober 2022 14:20
Malang: Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menerjunkan tim dengan jumlah  besar untuk menelusuri tragedi kerusuhan maut di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Sabtu malam 1 Oktober 2022. Sebagai informasi, sebanyak 125 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka pascakerusuhan tersebut.
 
"Ini tim lumayan cukup besar. Biasanya kalau saya bawa tim kayak begini, itu biasanya kalau di kasus-kasus yang karakternya juga besar. Saya bawa tim cukup besar, tidak perlu saya sebutkan jumlahnya, dan saya pimpin sendiri," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, di Kantor Arema FC, Kota Malang, Senin 3 Oktober 2022.
 
Anam mengaku, ada beberapa agenda yang bakal dilakukan oleh Komnas HAM di Malang. Antara lain, berkomunikasi dengan beberapa suporter Arema FC, Aremania, dan mengunjungi keluarga korban meninggal dunia serta korban yang tengah dirawat di rumah sakit.
 
Baca: Komnas HAM Temukan Dugaan Kekerasan Aparat di Tragedi Kerusuhan Maut Kanjuruhan

"Pertama kami mengunjungi keluarga korban, mengunjungi rumah sakit. Tadi kami juga koordinasi dengan teman-teman Arema untuk bisa bertemu dengan beberapa pemain. Kepingin tahu langsung apa yang sebenarnya terjadi," jelasnya.

Komnas HAM juga bakal menelusuri fakta demi fakta yang terjadi di dalam Stadion Kanjuruhan saat kerusuhan terjadi. Salah satu yang menjadi fokus penelusuran ialah penggunaan gas air mata.
 
"Terus juga penggunaan gas air mata, yang itu kami sedang telusuri. Kami sedang melihat dengan agak dalam, anatomi stadion. Cerita di saat itu paska pertandingannya kayak apa. Makanya kami juga minta ke teman-teman Arema untuk bisa bertemu dengan pemain, untuk melihat secara objektif, sebenarnya bagaimana," jelasnya.
 
Komnas HAM berharap peristiwa ini menjadi terang benderang. Mereka pun berharap peristiwa ini tidak terulang kembali, tidak hanya untuk Arema maupun Aremania tetapi untuk seluruh suporter di Indonesia dan seluruh komunitas sepak bola di Indonesia. 
 
"Ini tidak boleh terjadi lagi. Pelajaran yang paling baik adalah Aremania pernah jadi suporter terbaik di Indonesia, dan dari pengalaman ini kami kepingin memang melakukan suatu refleksi bersama, pengaturan menjadi suporter yang baik, terus kalau bagi Komnas HAM, peristiwa ini tidak boleh terulang kembali," terangnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan