Ilustrasi tes usap (swab tes) antigen covid-19 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. ANTARA/ Nirkomala
Ilustrasi tes usap (swab tes) antigen covid-19 di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. ANTARA/ Nirkomala

Cegah Omicron, Pemkot Mataram Minta SOP Pintu Masuk NTB Diperketat

Antara • 25 Januari 2022 16:33
Mataram: Pemerintah Kota Mataram meminta standar operasional prosedur (SOP) pada setiap pintu masuk wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah pengendalian penyebaran covid-19 varian Omicron.
 
"Daya sebar varian Omicron ini lebih tinggi dan cepat, sehingga dibutuhkan kewaspadaan ekstra. Karena itu, sekarang kita harus berusaha bagaimana mencegah migrasi potensi penularan Omicron yang bisanya berasal dari pelaku perjalanan luar negeri," kata Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram, Lalu Martawang, di Mataram, Selasa, 25 Februari 2022.
 
Baca: Sambut Imlek, Vihara Dharma Ramsi di Bandung Bersolek

Pernyataan itu disampaikan karena adanya dua warga di Nusa Tenggara Barat (NTB) terkonfirmasi positif covid-19 varian Omicron. Dua warga itu masing-masing satu orang berasal dari Kabupaten Sumbawa, dan satu lagi dari warga Kota Mataram tapi sudah meninggal dunia pada 14 Januari 2022.
 
Martawang mengatakan pengetatan SOP di setiap pintu masuk dapat dilakukan di antaranya dengan menerapkan aplikasi PeduliLindungi dan memastikan setiap orang yang akan masuk wilayah NTB memiliki hasil negatif tes usap PCR.
 
Hal itu bisa menjadi bagian upaya mencegah bermigrasi potensi penularan Omicron. Jadi orang-orang yang masuk ke NTB adalah orang-orang yang terkonfirmasi negatif atau sehat.
 
"Itu merupakan bagian cara kita dalam rangka melindungi diri, keluarga dan masyarakat selain tetap menerapkan standar protokol kesehatan. Dengan harapan, Omicron tidak menyebar seperti di negara lain," jelasnya.
 
Lebih jauh Martawang mengatakan temuan kasus covid-19 Omicron di Mataram saat ini masih dalam pemetaan terhadap potensi sumber penularannya.
 
"Kalau kemarin masih disebut ada indikasi penularan dari transmisi lokal. Jika terbukti penularan dari transmisi lokal maka skenario pencegahan lebih diperketat, tapi kita berharap bukan transmisi lokal," ungkapnya.
 
Menurutnya jika penularan kasus positif Omicron terbukti dari transmisi lokal, maka akan dilakukan pelacakan kontak secara masif, dan penutupan wilayah (lockdown) secara lokal agar tidak terjadi mobilisasi penduduk.
 
"Kasus Omicron di Mataram baru satu yang terkonfirmasi, jadi penanganan masih normal. Kecuali kalau terjadi tingkat penularan tinggi, bukan tidak mungkin kita melakukan penutupan wilayah (lockdown) seperti daerah lain," ujarnya.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan