medcom.id, Banjarmasin: RSUD Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan, siap melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam asal Kabupaten Barito Kuala. Namun, operasi bayi kembar siam pertama kali di Kalsel ini diperkirakan baru terlaksana akhir tahun.
Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, Suciyati, mengatakan jajarannya telah bekerja sama dengan dokter ahli dari RSUD Soetomo, Surabaya.
"Tim dokter ahli RSUD Ulin bekerjasama dengan RSUD Soetomo telah membahas rencana operasi pemisahan bayi kembar siam ini," kata dia, Kamis (19/3/2015).
Bayi kembar siam yang belum memiliki nama tersebut, lahir pada 16 Februari di RSUD Abdul Aziz, Marabahan, Kabupaten Barito Kuala. Bayi berjenis kelamin perempuan ini, anak dari pasangan Zubaidi, 33, dan Raihana, 28, warga Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala.
Menurut Suciyati, bayi kembang siam itu terlahir dengan kepala dua, tangan empat, namun kaki hanya tiga. Tubuh kedua bayi ini menyatu, dengan dua jantung, dua paru-paru dan dua hati.
"Selain diperlukan persiapan matang, kondisi maupun berat bayi ini belum memungkinkan untuk dilakukan operasi pemisahan. Saat ini berat bayi ini sekitar enam kilogram dan baru bisa dioperasi saat beratnya mencapai 10 kilogram," ujar dia.
Biaya seluruh perawatan bayi kembar siam ini ditanggung pemerintah provinsi melalui dana Jamkesprov dan dana pendamping.
Tim dokter ahli RSUD Ulin Banjarmasin, Ari Yunanto, mengatakan bayi kembar siam ini dalam konsisi sehat dengan berat badan hanya sekitar empat kilogram saat lahir.
medcom.id, Banjarmasin: RSUD Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan, siap melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam asal Kabupaten Barito Kuala. Namun, operasi bayi kembar siam pertama kali di Kalsel ini diperkirakan baru terlaksana akhir tahun.
Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, Suciyati, mengatakan jajarannya telah bekerja sama dengan dokter ahli dari RSUD Soetomo, Surabaya.
"Tim dokter ahli RSUD Ulin bekerjasama dengan RSUD Soetomo telah membahas rencana operasi pemisahan bayi kembar siam ini," kata dia, Kamis (19/3/2015).
Bayi kembar siam yang belum memiliki nama tersebut, lahir pada 16 Februari di RSUD Abdul Aziz, Marabahan, Kabupaten Barito Kuala. Bayi berjenis kelamin perempuan ini, anak dari pasangan Zubaidi, 33, dan Raihana, 28, warga Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala.
Menurut Suciyati, bayi kembang siam itu terlahir dengan kepala dua, tangan empat, namun kaki hanya tiga. Tubuh kedua bayi ini menyatu, dengan dua jantung, dua paru-paru dan dua hati.
"Selain diperlukan persiapan matang, kondisi maupun berat bayi ini belum memungkinkan untuk dilakukan operasi pemisahan. Saat ini berat bayi ini sekitar enam kilogram dan baru bisa dioperasi saat beratnya mencapai 10 kilogram," ujar dia.
Biaya seluruh perawatan bayi kembar siam ini ditanggung pemerintah provinsi melalui dana Jamkesprov dan dana pendamping.
Tim dokter ahli RSUD Ulin Banjarmasin, Ari Yunanto, mengatakan bayi kembar siam ini dalam konsisi sehat dengan berat badan hanya sekitar empat kilogram saat lahir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOB)