Malang: Pakar Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) Maulina Pia Wulandari, menilai penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tiga daerah di Malang Raya, yaitu, Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, tidak akan berjalan efektif tanpa sanksi tegas. Selain itu dibutuhkan pula kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk menaati kebijakan PSBB tersebut.
"Kalau sanksinya lemah, masyarakat kita masih bisa ngeyel dan suka menawar. Selain itu, saya menilai jika tanpa memberikan sanksi maka kebijakan PSBB di pandemi covid-19 ini bagaikan macan ompong," kata Pia, Kamis 30 April 2020.
Pia menambahkan PSBB juga bakal berjalan efektif jika diberlakukan sistem jaring pengaman sosial yang terpadu, sistematik dan transparan. Sebab, jaring pengaman sosial ini merupakan konsekuensi atas penerapam PSBB bagi masyarakat terdampak pandemi virus korona atau covid-19.
"Data penerima bantuan dari masing-masing kelurahan yang tidak update dan valid akan menyebabkan dana-dana bantuan jaring pengaman sosial salah sasaran. Kalau tiga syarat utama itu diterapkan, saya optimistis PSBB akan berhasil diterapkan di Malang Raya," jelasnya.
Dosen Ilmu Komunikasi UB ini menjelaskan PSBB diakui memberikan dampak signifikan di tengah masyarakat. Kedisiplinan PSBB bukan semata karena takut adanya sanksi tetapi kesadaran untuk keselamatan bersama.
"Kita bisa segera fokus pada upaya penurunan angka terkonfirmasi positif, penyembuhan dan pencegahan. Kalau ini dipatuhi dan sistemnya dijalankan dengan baik hasilnya bisa memberikan dampak signifikan," imbuhnya.
Pia sendiri telah mengevaluasi penerapan PSBB di beberapa daerah lain, terutama di Jakarta. Dia menilai PSBB yang diterapkan di Jakarta belum efektif. Pasalnya selama 14 hari PSBB, peningkatan pasien positif masih terjadi.
"Mudah-mudahan masyarakat kota Malang bisa jauh lebih tertib. Dan ini tergantung bagaimana sosialisasi PSBB ke masyarakat, bagaimana isi pesannya, bagaimana cara menyampaikannya, dan media yg dipilih oleh pemerintah dalam menyampaikan sosialisasi. Ini pekerjaan yg tidak mudah karena masyarakat sekarang sedang stress, tertekan karena kondisi ekonomi, " jelasnya.
Malang: Pakar Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) Maulina Pia Wulandari, menilai penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tiga daerah di Malang Raya, yaitu, Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, tidak akan berjalan efektif tanpa sanksi tegas. Selain itu dibutuhkan pula kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk menaati kebijakan PSBB tersebut.
"Kalau sanksinya lemah, masyarakat kita masih bisa ngeyel dan suka menawar. Selain itu, saya menilai jika tanpa memberikan sanksi maka kebijakan PSBB di pandemi covid-19 ini bagaikan macan ompong," kata Pia, Kamis 30 April 2020.
Pia menambahkan PSBB juga bakal berjalan efektif jika diberlakukan sistem jaring pengaman sosial yang terpadu, sistematik dan transparan. Sebab, jaring pengaman sosial ini merupakan konsekuensi atas penerapam PSBB bagi masyarakat terdampak pandemi virus korona atau covid-19.
"Data penerima bantuan dari masing-masing kelurahan yang tidak update dan valid akan menyebabkan dana-dana bantuan jaring pengaman sosial salah sasaran. Kalau tiga syarat utama itu diterapkan, saya optimistis PSBB akan berhasil diterapkan di Malang Raya," jelasnya.
Dosen Ilmu Komunikasi UB ini menjelaskan PSBB diakui memberikan dampak signifikan di tengah masyarakat. Kedisiplinan PSBB bukan semata karena takut adanya sanksi tetapi kesadaran untuk keselamatan bersama.
"Kita bisa segera fokus pada upaya penurunan angka terkonfirmasi positif, penyembuhan dan pencegahan. Kalau ini dipatuhi dan sistemnya dijalankan dengan baik hasilnya bisa memberikan dampak signifikan," imbuhnya.
Pia sendiri telah mengevaluasi penerapan PSBB di beberapa daerah lain, terutama di Jakarta. Dia menilai PSBB yang diterapkan di Jakarta belum efektif. Pasalnya selama 14 hari PSBB, peningkatan pasien positif masih terjadi.
"Mudah-mudahan masyarakat kota Malang bisa jauh lebih tertib. Dan ini tergantung bagaimana sosialisasi PSBB ke masyarakat, bagaimana isi pesannya, bagaimana cara menyampaikannya, dan media yg dipilih oleh pemerintah dalam menyampaikan sosialisasi. Ini pekerjaan yg tidak mudah karena masyarakat sekarang sedang stress, tertekan karena kondisi ekonomi, " jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)