Jepara: Harga cabai rawit di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mencapai Rp110 ribu per kilogram. Tak pelak kondisi itu mempengaruhi daya beli masyarakat akan bahan baku sambal itu.
Politikus Partai NasDem, Pratikno, mengatakan sudah saatnya masyarakat mulai bisa memenuhi kebutuhan dapur harian dari halaman atau pekarangan rumah. Yaitu dengan menanam aneka jenis sayuran dan bumbu dapur, seperti cabai. Itu sebabnya, di tengah-tengah harga cabai membumbung tinggi, Pratikno membagikan bibit tanaman cabai untuk warga.
“Bibit tanaman cabai dibagikan melalui Ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di tiap-tiap RT (Rukun Tetangga). Kalau saya sendiri sudah lama menanam cabai,” ujar Ketua DPD NasDem Jepara ini Jumat, 12 Maret 2021.
Selain membagikan bibit tanaman cabai, Pratikno juga membagikan cabai kepada masyarakat di sekitar rumahnya. Cabai yang dibagikan merupakan hasil dari tanaman cabai di halaman belakang rumahnya.
“Kalau mau masak petik secukupnya. Tapi itu tidak bisa menghabiskan, dari pada busuk ya, dibagikan kepada tetangga-tetangga. Sekaligus merangsng warga agar mau menanam,” kata Wakil Ketua DRPD Jepara ini.
Pratikno menduga, tingginya harga cabai saat ini lantaran dipengaruhi musim hujan sejak tiga bulan lalu. Akibat guyuran hujan, tanaman cabai tidak produktif, batang pohon membusuk, lalu tanaman mati. Begitu juga dengan cabai, akibat guyuran hujan menjadi mudah membusuk. Sehingga petani gagal panen.
“Istilah Jawanya lonyot. Batangnya layu, lalu kering dan mati padahal tanaman sudah berbunga atau berbuah, jadi gagal panen,” kata Pratikno.
Seorang warga Desa Sowan Kecamatan Kedung, Nurul Widya, mengatakan saat ini untuk memenuhi kebutuhan cabai harian tidak harus membali. Setelah diberi bibit tanaman cabai beberapa bulan lalu, kini dia bisa memitik cabai dari halaman rumah untuk memenuhi kebutuhan harian.
“Beruntung sudah menanam cabai sendiri di halaman, jadi kalau sekarang harga cabai mahal tidak khawatir. Cabai berbuahnya kan tidak mengenal musim, selalu berbuah. Kalau sdah tua tinggal dipetik. Biar tetap bisa berbuah terus dan lebat, tinggal merawat pohonnya saja,” kata Nurul.
Jepara: Harga cabai rawit di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, mencapai Rp110 ribu per kilogram. Tak pelak kondisi itu mempengaruhi daya beli masyarakat akan bahan baku sambal itu.
Politikus Partai NasDem, Pratikno, mengatakan sudah saatnya masyarakat mulai bisa memenuhi kebutuhan dapur harian dari halaman atau pekarangan rumah. Yaitu dengan menanam aneka jenis sayuran dan bumbu dapur, seperti cabai. Itu sebabnya, di tengah-tengah harga cabai membumbung tinggi, Pratikno membagikan bibit tanaman cabai untuk warga.
“Bibit tanaman cabai dibagikan melalui Ibu-ibu PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) di tiap-tiap RT (Rukun Tetangga). Kalau saya sendiri sudah lama menanam cabai,” ujar Ketua DPD NasDem Jepara ini Jumat, 12 Maret 2021.
Selain membagikan bibit tanaman cabai, Pratikno juga membagikan cabai kepada masyarakat di sekitar rumahnya. Cabai yang dibagikan merupakan hasil dari tanaman cabai di halaman belakang rumahnya.
“Kalau mau masak petik secukupnya. Tapi itu tidak bisa menghabiskan, dari pada busuk ya, dibagikan kepada tetangga-tetangga. Sekaligus merangsng warga agar mau menanam,” kata Wakil Ketua DRPD Jepara ini.
Pratikno menduga, tingginya harga cabai saat ini lantaran dipengaruhi musim hujan sejak tiga bulan lalu. Akibat guyuran hujan, tanaman cabai tidak produktif, batang pohon membusuk, lalu tanaman mati. Begitu juga dengan cabai, akibat guyuran hujan menjadi mudah membusuk. Sehingga petani gagal panen.
“Istilah Jawanya lonyot. Batangnya layu, lalu kering dan mati padahal tanaman sudah berbunga atau berbuah, jadi gagal panen,” kata Pratikno.
Seorang warga Desa Sowan Kecamatan Kedung, Nurul Widya, mengatakan saat ini untuk memenuhi kebutuhan cabai harian tidak harus membali. Setelah diberi bibit tanaman cabai beberapa bulan lalu, kini dia bisa memitik cabai dari halaman rumah untuk memenuhi kebutuhan harian.
“Beruntung sudah menanam cabai sendiri di halaman, jadi kalau sekarang harga cabai mahal tidak khawatir. Cabai berbuahnya kan tidak mengenal musim, selalu berbuah. Kalau sdah tua tinggal dipetik. Biar tetap bisa berbuah terus dan lebat, tinggal merawat pohonnya saja,” kata Nurul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ALB)