medcom.id, Tangerang: Sopir angkutan kota alias angkot mengalami penurunan jumlah penumpang selama musim mudik Lebaran 2016. Bahkan, penurunan jumlah penumpang terjadi sejak lima hari sebelum Lebaran atau H-5.
Yusron Siregar, Ketua Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Tangerang Selatan, mengaku terkena imbas musim mudik Lebaran. Jumlah penumpang turun hingga 30 persen.
"Tapi kami prediksi akan kembali normal pada Rabu lusa," kata Yusron, Senin (11/7/2016).
Para sopir, lanjut Yusron, memahami kondisi itu. Sebab sebagian besar masyarakat Tangerang Selatan menjalani tradisi pulang kampung.
"Sementara masyarakat yang ada, lebih mengandalkan kendaraan pribadi, baik mobil ataupun sepeda motor," lanjut Yusron.
Di Tangerang Selatan, sebanyak 4.000 angkot beroperasi di 35 trayek. Sebanyak 20 trayek berstatus sebagai angkot dalam kota. Sisanya mengangkut penumpang lintas provinsi.Ada 4 ribu unit angkot di Tangsel dari 35 trayek, 20 trayek khusus angkot dalam Tangsel, 15 trayek lintas provinsi.
Yusron mengatakan 1.000 unit digunakan untuk perjalanan mudik ke beberapa daerah, misalnya Jawa Barat, Lampung, dan Jawa Tengah.
Saat normal, kata Yusron, setiap angkot dapat beroperasi lima kali pulang pergi dalam sehari. Sedikitnya 50 penumpang diangkut.
“Kalau melihat perputaran angkot setelah lebaran jauh lebih cepat karena jalanan lancar tidak ada kemecetan. Hanya saja penumpang pun tidak banyak di pinggir jalan yang bisa ditarik,” tambahnya.
Heri Maulana, sopir trayek Ciputat-Parung, menuturkan ia biasa mengangkut penumpang yang hendak ke pasar pada dini hari. Namun selama mudik Lebaran, ia tak mendapat penumpang usai subuh.
“Jadi, saya hanya mengandalkan penumpang yang turun di Ciputat menuju ke Parung. Biasanya tiba di Ciputat pukul 04.00 WIB pagi hari dan kesempatan itu saya manfaatkan,” tandasnya.
medcom.id, Tangerang: Sopir angkutan kota alias angkot mengalami penurunan jumlah penumpang selama musim mudik Lebaran 2016. Bahkan, penurunan jumlah penumpang terjadi sejak lima hari sebelum Lebaran atau H-5.
Yusron Siregar, Ketua Organisasi Angkutan Daerah (Organda) Tangerang Selatan, mengaku terkena imbas musim mudik Lebaran. Jumlah penumpang turun hingga 30 persen.
"Tapi kami prediksi akan kembali normal pada Rabu lusa," kata Yusron, Senin (11/7/2016).
Para sopir, lanjut Yusron, memahami kondisi itu. Sebab sebagian besar masyarakat Tangerang Selatan menjalani tradisi pulang kampung.
"Sementara masyarakat yang ada, lebih mengandalkan kendaraan pribadi, baik mobil ataupun sepeda motor," lanjut Yusron.
Di Tangerang Selatan, sebanyak 4.000 angkot beroperasi di 35 trayek. Sebanyak 20 trayek berstatus sebagai angkot dalam kota. Sisanya mengangkut penumpang lintas provinsi.Ada 4 ribu unit angkot di Tangsel dari 35 trayek, 20 trayek khusus angkot dalam Tangsel, 15 trayek lintas provinsi.
Yusron mengatakan 1.000 unit digunakan untuk perjalanan mudik ke beberapa daerah, misalnya Jawa Barat, Lampung, dan Jawa Tengah.
Saat normal, kata Yusron, setiap angkot dapat beroperasi lima kali pulang pergi dalam sehari. Sedikitnya 50 penumpang diangkut.
“Kalau melihat perputaran angkot setelah lebaran jauh lebih cepat karena jalanan lancar tidak ada kemecetan. Hanya saja penumpang pun tidak banyak di pinggir jalan yang bisa ditarik,” tambahnya.
Heri Maulana, sopir trayek Ciputat-Parung, menuturkan ia biasa mengangkut penumpang yang hendak ke pasar pada dini hari. Namun selama mudik Lebaran, ia tak mendapat penumpang usai subuh.
“Jadi, saya hanya mengandalkan penumpang yang turun di Ciputat menuju ke Parung. Biasanya tiba di Ciputat pukul 04.00 WIB pagi hari dan kesempatan itu saya manfaatkan,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)