Jepara: Sebanyak 13 ekor sapi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Jumlah kasus tersebut membuat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) intensifkan pemberian disinfeksi dan multivitamin.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Mudhofir, memaparkan data dari bulan Januari hingga 10 Juni 2024, terdapat 32 kasus PMK.
"Total ada 32 kasus sejak Januari 2024 dan aktif 13 ekor. Yang sembuh ada 8 kasus sembuh, 2 mati, dan 9 ekor potong paksa," kata Mudhofir, Rabu, 12 Juni 2024.
Mudhofir menyebut, 13 kasus aktif PMK terdapat di Desa Pendem, Kecamatan Kembang sebanyak 3 ekor dan Desa Jlegong kecamatan Keling 1 ekor. Kemudian Desa Srikandang, Kecamatan Bangsri 4 ekor dan Desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo 1 ekor. Selanjutnya Desa Tanjung 4 ekor di Kecamatan Pakis Aji.
"Sudah kita tangani. Dari 13 kemarin kita cek yang di Kecamatan Kembang sudah mulai pemulihan. Pola makan sudah ada, tapi luka di mulut dan kaki belum kering. Dan tetap kami pantau," ujar dia.
Mudhofir menyebut, sapi yang terkena PMK tidak diperkenankan meninggalkan kandang untuk proses penyembuhan. Untuk mengantisipasi penyebaran PMK, DKPP menerjunkan 6 petugas kesehatan hewan di setiap pasaran di Mayong dan Bangsri.
"Petugas yang stand by full dari pagi 2 orang, tetapi di BKO dari dari dinas ada 6 orang. Setiap pasar berkisar 8 orang," paparnya.
Ia mengajak agar masyarakat aktif dan bisa berkomunikasi dengan petugas di lapangan terkait persebaran PMK. Selain itu, pihaknya juga melakukan screening di pasar hewan.
"Tingkat kepanikan sudah landai, tidak seperti 2 tahun yang lalu saat banyak kasus. Dari tahun ketahun kita edukasi masyarakat," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi persebaran PMK, DKPP mulai mengintensifkan pemberian multivitamin dan disinfektan.
Jepara: Sebanyak 13 ekor sapi di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah terserang
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Jumlah kasus tersebut membuat Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) intensifkan pemberian disinfeksi dan multivitamin.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Mudhofir, memaparkan data dari bulan Januari hingga 10 Juni 2024, terdapat 32 kasus PMK.
"Total ada 32 kasus sejak Januari 2024 dan aktif 13 ekor. Yang sembuh ada 8 kasus sembuh, 2 mati, dan 9 ekor potong paksa," kata Mudhofir, Rabu, 12 Juni 2024.
Mudhofir menyebut, 13
kasus aktif PMK terdapat di Desa Pendem, Kecamatan Kembang sebanyak 3 ekor dan Desa Jlegong kecamatan Keling 1 ekor. Kemudian Desa Srikandang, Kecamatan Bangsri 4 ekor dan Desa Karanggondang Kecamatan Mlonggo 1 ekor. Selanjutnya Desa Tanjung 4 ekor di Kecamatan Pakis Aji.
"Sudah kita tangani. Dari 13 kemarin kita cek yang di Kecamatan Kembang sudah mulai pemulihan. Pola makan sudah ada, tapi luka di mulut dan kaki belum kering. Dan tetap kami pantau," ujar dia.
Mudhofir menyebut, sapi yang terkena PMK tidak diperkenankan meninggalkan kandang untuk proses penyembuhan. Untuk mengantisipasi penyebaran PMK, DKPP menerjunkan 6 petugas kesehatan hewan di setiap pasaran di Mayong dan Bangsri.
"Petugas yang stand by full dari pagi 2 orang, tetapi di BKO dari dari dinas ada 6 orang. Setiap pasar berkisar 8 orang," paparnya.
Ia mengajak agar masyarakat aktif dan bisa berkomunikasi dengan petugas di lapangan terkait persebaran PMK. Selain itu, pihaknya juga melakukan screening di pasar hewan.
"Tingkat kepanikan sudah landai, tidak seperti 2 tahun yang lalu saat banyak kasus. Dari tahun ketahun kita edukasi masyarakat," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi persebaran PMK, DKPP mulai mengintensifkan pemberian multivitamin dan disinfektan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(WHS)