Kabar Status Gunung Slamet Naik Jadi Siaga Hoaks
Antara • 02 Agustus 2023 13:56
Jateng: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memastikan hingga saat ini tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet.
"Kami sudah berkoordinasi dengan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) dan mendapatkan informasi jika Gunung Slamet hingga saat ini masih berstatus Level I atau normal," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Rabu, 2 Agustus 2023.
Ia menutuekan sempat ada kabar yang menyebutkan adanya peningkatan status Gunung Slamet dari Level I menjadi Level III atau siaga tanpa melewati Level II atau waspada.
Atas dasar kabar tersebut, pihaknya segera berkoordinasi dengan PVMBG melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, dan mendapatkan informasi bahwa status gunung terbesar di Pulau Jawa itu belum ditingkatkan.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh kabar tentang peningkatan aktivitas gunung yang berada di wilayah Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes tersebut.
"Setiap info kebencanaan, kita harus menggunakan sumber informasi yang pasti dari pemerintah, BPBD, atau PVMBG. Kami akan terus memantau segala informasi terkini melalui sumber-sumber resmi dan terpercaya," ucap dia.
Saat dihubungi dari Purwokerto, salah seorang tokoh masyarakat Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi memastikan hingga saat ini Gunung Slamet masih berstatus normal atau Level I.
Ia mengaku sempat dihubungi beberapa relasi untuk menanyakan tentang kabar yang menyebutkan adanya peningkatan status Gunung Slamet dari normal menjadi siaga.
"Yang pasti sampai saat ini status Gunung Slamet masih normal. Mungkin kabar tersebut berasal dari pemberitaan beberapa tahun lalu saat Gunung Slamet berstatus siaga," kata mantan Kepala Pos PGA Slamet itu.
Terkait gempa di Gunung Slamet yang mencapai ratusan kali, hal itu merupakan gempa-gempa embusan yang diduga akibat pelepasan gas di sekitar puncak dan gempa tersebut tidak berbahaya.
"Meskipun demikian, masyarakat dan pendaki diimbau untuk tidak berada atau beraktivitas atau bermalam dalam radius 1 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet," jelasnya.
Jateng: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, memastikan hingga saat ini tidak ada peningkatan aktivitas vulkanik di Gunung Slamet.
"Kami sudah berkoordinasi dengan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) dan mendapatkan informasi jika Gunung Slamet hingga saat ini masih berstatus Level I atau normal," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas Budi Nugroho di Purwokerto, Banyumas, Rabu, 2 Agustus 2023.
Ia menutuekan sempat ada kabar yang menyebutkan adanya peningkatan status Gunung Slamet dari Level I menjadi Level III atau siaga tanpa melewati Level II atau waspada.
Atas dasar kabar tersebut, pihaknya segera berkoordinasi dengan PVMBG melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Slamet di Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, dan mendapatkan informasi bahwa status gunung terbesar di Pulau Jawa itu belum ditingkatkan.
Terkait dengan hal itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing oleh kabar tentang peningkatan aktivitas gunung yang berada di wilayah Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes tersebut.
"Setiap info kebencanaan, kita harus menggunakan sumber informasi yang pasti dari pemerintah, BPBD, atau PVMBG. Kami akan terus memantau segala informasi terkini melalui sumber-sumber resmi dan terpercaya," ucap dia.
Saat dihubungi dari Purwokerto, salah seorang tokoh masyarakat Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, Sukedi memastikan hingga saat ini Gunung Slamet masih berstatus normal atau Level I.
Ia mengaku sempat dihubungi beberapa relasi untuk menanyakan tentang kabar yang menyebutkan adanya peningkatan status Gunung Slamet dari normal menjadi siaga.
"Yang pasti sampai saat ini status Gunung Slamet masih normal. Mungkin kabar tersebut berasal dari pemberitaan beberapa tahun lalu saat Gunung Slamet berstatus siaga," kata mantan Kepala Pos PGA Slamet itu.
Terkait
gempa di Gunung Slamet yang mencapai ratusan kali, hal itu merupakan gempa-gempa embusan yang diduga akibat pelepasan gas di sekitar puncak dan gempa tersebut tidak berbahaya.
"Meskipun demikian, masyarakat dan pendaki diimbau untuk tidak berada atau beraktivitas atau bermalam dalam radius 1 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet," jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)