"Alhamdulillah musim kemarau ini membawa berkah bagi petani garam. Cuacanya sangat mendukung untuk terus memproduksi," kata salah seorang petani garam di Desa Ciparagejaya, Aep Suhardi, di Karawang, Rabu, 23 Agustus 2023.
Baca: Musim Kemarau, Petani Garam di Pati Nikmati Panen Lebih Awal dengan Harga Tinggi
|
Dia mengatakan kalau selama musim kemarau ini, proses produksi jadi lebih cepat dan kualitas garam juga lebih bagus.
Pada musim kemarau ini, pengendapan air laut bisa lebih cepat, sehingga mereka bisa memproduksi garam 1 ton per hektare per dua hari. Artinya dari satu hektare tambak garam bisa dihasilkan 1 ton garam per dua hari.
Sementara pada musim hujan, untuk menghasilkan garam sebanyak 1 ton itu dibutuhkan waktu hingga paling cepat selama sepekan.
Saat ini ada 20 petani garam di desanya yang mengelola tambak hingga 30 hektare. Sedangkan Aep memiliki 9 hektare tambak yang bisa memproduksi 5 ton garam per hari.
"Musim kemarau diperkirakan masih akan terjadi hingga tiga bulan ke depan," jelasnya.
Baca: Petani Garam di Sumenep Percepat Masa Panen karena Harga Melambung
|
Kondisi itu akan terus mendongkrak produksi garam. Namun dikhawatirkan di tengah melimpahnya produksi garam, harganya akan semakin anjlok.
Saat ini saja, harga garam di Desa Ciparagejaya mencapai Rp1.000 per kilogram. Sedangkan sebelumnya harganya Rp4.000 per kilogram.
Aep menyebutkan kalau harga itu adalah harga bersih yang diterima petani garam. Jadi mereka tidak perlu mengeluarkan biaya distribusi, karena tengkulak membelinya langsung di sekitar tambak.
Jadi, kata dia, meski harganya turun, harga seribu rupiah per kilogram itu masih cukup bagus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News