"Sebelumnya, kami sudah menginformasikan kepada para petani terkait prakiraan cuaca dari BMKG bahwa puncak kemarau panjang bakal terjadi pada bulan Agustus dan September 2023, sehingga petani didorong untuk melakukan percepatan tanam," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kudus, Didik Tri Prasetya, di Kudus, Kamis, 24 Agustus 2023.
Baca: BPBD Salurkan 6 Tangki Air ke Desa Terdampak Kekeringan di Boyolali
|
Dia mengakui sebagian besar areal tanaman padi di Kabupaten Kudus memiliki pola dua musim tanam, sedangkan musim ketiga tanaman palawija. Akan tetapi, ada beberapa daerah yang memang bisa melakukan tanam tanaman padi hingga tiga kali, seperti di Kecamatan Kaliwungu.
Dinas Pertanian, kata dia, sudah meminta para petani melakukan tanam maksimal pertengahan Juli 2023, karena dikhawatirkan mengalami kerawanan pasokan air irigasi.
"Kalaupun tetap menginginkan tanam padi saat memasuki musim tanam ketiga, harus dipastikan dukungan sarana dan prasarana pendukung, seperti mesin pompa penyedot air ketika air irigasi sulit didapatkan," jelasnya.
Baca: Wilayah Terdampak Kekeringan di Kabupaten Sukabumi Meluas
|
Jika petani tidak memiliki persiapan yang matang, disarankan untuk menanam palawija, seperti jagung, kedelai, dan kacang hijau yang saat ini banyak ditanam petani dengan total luas mencapai 3.917 hektare.
Langkah antisipasi berikutnya, membentuk tim gerakan nasional El Nino untuk mitigasi dampak cuaca ekstrem untuk memantau lokasi yang memungkinkan dilakukan percepatan tanam, sehingga produktivitas tanaman padi tetap tinggi.
"Kami juga menyiapkan bantuan benih tanaman padi, pestisida, dan mesin pompa penyedot air," bebernya.
Dari hasil pantauan di lapangan, memang ada petani yang terlambat menanam padi pada bulan Juli 2023, sehingga terdampak dengan ketersediaan air irigasinya, di antaranya di Kecamatan Kaliwungu yang selama ini memang bisa tanam padi hingga tiga kali.
"Tercatat ada sekitar 5-10 hektare tanaman padi yang gagal, meskipun sudah dibantu dengan pengairan dari sumur pompa. Komoditas lain yang terganggu, di antaranya tanaman cabai," ujarnya.
Hingga Agustus 2023, tercatat masih ada 1.000 hektare tanaman padi yang tersebar di Kecamatan Kaliwungu, Mejobo, Jekulo dan sebagian Undaan. Sebagian besar juga siap panen sehingga ketika saat puncak kemarau tidak akan terpengaruh signifikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News