Padang: Penjualan solar bersubsidi di SPBU yang ada di Kota Padang dialihkan ke malam hari. Penjualan dimulai pukul 21.00 WIB untuk mencegah terjadinya kemacetan akibat antrean kendaraan.
"Berdasarkan hasil keputusan rapat bersama pemangku kepentingan terkait, mulai hari ini penjualan Biosolar di SPBU dimulai pukul 21.00 WIB guna mengurangi kemacetan," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang Andree Algamar di Padang, Sumatra Barat, Rabu, 20 Maret 2022.
Guna mengatasi kelangkaan, Pertamina sudah menambah kuota. Pertamina mengalihkan kuota akhir tahun untuk dipakai saat ini.
"Biasanya kebutuhan solar 280 kiloliter per hari menjadi 400 kiloliter per hari," ujar dia.
Selain itu, untuk mengatasi kemacetan pemerintah provinsi (pemprov) menggandeng Samsat untuk pencatatan nomor polisi kendaraan yang mengisi Biosolar.
Baca:Tenang, Pasokan Solar Bersubsidi Masih Aman
"Kemudian Hiswana Migas juga sudah menyiapkan Satgas Pengawasan Penyaluran Solar di SPBU," ujarnya.
Ia menilai banyaknya warga yang mengisi solar subsidi karena selisih harga nonsubsidi cukup tinggi, hampir Rp8.000 per liter.
"Apalagi yang mengisi solar subsidi kemudian adalah truk pengangkut sawit yang harga jualnya sedang tinggi-tingginya saat ini, tapi malah ikut pula antre mengisi solar subsidi," tutur Andree.
Padang: Penjualan
solar bersubsidi di SPBU yang ada di Kota Padang dialihkan ke malam hari. Penjualan dimulai pukul 21.00 WIB untuk mencegah terjadinya
kemacetan akibat antrean kendaraan.
"Berdasarkan hasil keputusan rapat bersama pemangku kepentingan terkait, mulai hari ini penjualan Biosolar di SPBU dimulai pukul 21.00 WIB guna mengurangi kemacetan," kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Padang Andree Algamar di Padang, Sumatra Barat, Rabu, 20 Maret 2022.
Guna mengatasi kelangkaan,
Pertamina sudah menambah kuota. Pertamina mengalihkan kuota akhir tahun untuk dipakai saat ini.
"Biasanya kebutuhan solar 280 kiloliter per hari menjadi 400 kiloliter per hari," ujar dia.
Selain itu, untuk mengatasi kemacetan pemerintah provinsi (pemprov) menggandeng Samsat untuk pencatatan nomor polisi kendaraan yang mengisi Biosolar.
Baca:
Tenang, Pasokan Solar Bersubsidi Masih Aman
"Kemudian Hiswana Migas juga sudah menyiapkan Satgas Pengawasan Penyaluran Solar di SPBU," ujarnya.
Ia menilai banyaknya warga yang mengisi solar subsidi karena selisih harga nonsubsidi cukup tinggi, hampir Rp8.000 per liter.
"Apalagi yang mengisi solar subsidi kemudian adalah truk pengangkut sawit yang harga jualnya sedang tinggi-tingginya saat ini, tapi malah ikut pula antre mengisi solar subsidi," tutur Andree.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)